Anggota TNI AD Ngamuk di Bank BUMN Gowa dengan Bawa Senjata, Sempat Umbar Tembakan ke Dnding Pos Jaga
Praka S, oknum TNI AD, mengamuk di Bank BUMN Gowa sambil membawa senjata laras panjang./Kolase Bacakoran.co--Instagram @feedgramindo
“Pihak sekuriti bank menelepon anggota unit intel. Sehingga anggota unit intel datang ke sana. Pas datang ke sana, yang bersangkutan ini kaget, ‘Kenapa ada orang intel di sini?’ Sehingga senjatanya langsung diangkat dan diarahkan ke anggota kami,” beber Heri.
Beruntung, anggota Unit Intel Kodim 1409 Gowa berhasil menangkis laras senjata ke atas sehingga tembakan hanya mengenai dinding pos jaga Bank BRI.
“Pada saat diarahkan larasnya ke badan anggota kami, langsung ditangkis ke atas, lalu terjadi letusan. Sasarannya hanya mengenai dinding,” tambahnya.
Praka S Diamankan dan Diserahkan ke Divisi III Kostrad
Setelah insiden tersebut, Praka S langsung dibekuk oleh anggota TNI berpakaian preman dengan bantuan sekuriti bank.
Ia kemudian dibawa ke Markas Kodim 1409 Gowa untuk diperiksa lebih lanjut.
Motif aksi nekat tersebut masih dalam penyelidikan.
BACA JUGA:Biadab! Pemuda di Serang Babak Belur Hingga Tewas Dianiaya Oknum TNI, Begini Kronologinya
BACA JUGA:Heboh! 2 Oknum TNI Terlibat Pengeroyokan Warga di Serang sampai Tewas, Ini Kronologinya!
Kapendam XIV Hasanuddin, Kolonel Kavaleri Budi Wirman, turut membenarkan kejadian tersebut.
Ia menyatakan bahwa Praka S merupakan anggota Divisi III Kostrad dan telah diserahkan ke satuannya untuk proses hukum lebih lanjut.
“Jadi memang benar tadi pagi ada kejadian seperti itu (lepaskan tembakan), itu oleh oknum anggota TNI AD,” kata Budi, dilansir Bacakoran.co dari detikSulsel.
“Jadi selanjutnya kita serahkan ke Divisi III dan sekarang yang bersangkutan sudah diproses di Divisi III,” ungkapnya.
Budi juga memastikan bahwa senjata laras panjang yang digunakan oleh Praka S telah diamankan oleh pihak berwenang.
Evaluasi dan Proses Hukum Berlanjut
Insiden ini menjadi perhatian serius bagi institusi TNI dan masyarakat sipil.
Aksi bersenjata di ruang publik, apalagi oleh aparat negara, menimbulkan kekhawatiran soal stabilitas dan disiplin internal.