bacakoran.co - program makanan bergizi gratis (mbg) yang digulirkan pemerintah di berbagai sekolah kembali menjadi sorotan tajam setelah insiden massal menimpa puluhan siswa smpn 4 pamarican, kabupaten ciamis, jawa barat.
kejadian ini berlangsung pada senin, 29 september 2025, hanya sekitar seminggu setelah program mbg mulai diterapkan di sekolah tersebut.
menurut laporan awal, sebanyak 47 siswa mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, nyeri perut, dan muntah-muntah setelah menyantap menu yang terdiri dari nasi, ayam, sayur labu siam, dan jagung.
dugaan sementara mengarah pada ayam dan sayur labu siam sebagai pemicu utama keracunan.
salah satu korban, siswa bernama nizam, mengungkapkan bahwa ia mencium bau tidak sedap pada ayam dan merasakan rasa asam pada sayur yang dikonsumsi.
“saya juga merasakan bau tidak sedap pada ayam yang dikonsumsi, bahkan sayurnya terasa agak asam,” ujarnya.
nizam sempat mengalami penurunan kondisi dengan tangan yang terasa dingin, namun kini telah mulai membaik.
gejala serupa juga dialami oleh puluhan siswa lainnya.
berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi, daging bumbu kuning yang disajikan disebut berlendir, mengindikasikan kemungkinan makanan tidak layak konsumsi.
total siswa yang mengalami gejala keracunan mencapai 52 orang, menurut data dari polres ciamis.
sebanyak 47 siswa langsung mendapatkan penanganan medis di puskesmas pamarican dan puskesmas kertahayu.
sementara itu, 14 siswa masih dirawat di puskesmas pamarican dan 2 lainnya dirujuk ke rsud banjar untuk penanganan lebih lanjut.
bupati ciamis, herdiat sunarya, turun langsung ke lapangan untuk menjenguk para siswa yang dirawat.
ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut.
“tercatat ada 47 siswa yang keracunan, tapi belum bisa dipastikan apakah dari mbg atau faktor lain,” kata herdiat.
ia menjelaskan bahwa dari total 608 penerima manfaat mbg di smpn 4 pamarican, sebanyak 422 siswa kelas 7 dan 8 telah menerima distribusi makanan.
dari jumlah tersebut, 47 siswa mengalami gejala keracunan.
herdiat menegaskan bahwa tindakan tegas akan diambil jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kelalaian dari pihak dapur penyedia mbg.
“kalau aturannya harus dihentikan sementara, maka akan dihentikan sementara. kalau harus ditutup permanen, ya akan ditutup permanen,” ujarnya.
ia juga mengimbau agar pengelola dapur mbg lebih memperhatikan standar kebersihan dan sterilisasi makanan.
“jam masaknya harus sesuai aturan. kalau didistribusikan jam 10 atau 11 siang, maka makanan harus dimasak maksimal 4 jam sebelumnya. kalau masaknya sampai 12 jam sebelumnya atau lebih, itu sudah kelalaian,” tegas herdiat.
kapolres ciamis akbp hidayatullah turut menindaklanjuti kasus ini dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (tkp), mengamankan sampel makanan, serta meminta keterangan dari pihak sekolah, siswa korban, dan pengelola dapur sppg.
ia memastikan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya unsur kelalaian atau tindak pidana.
insiden ini menambah daftar panjang kasus keracunan terkait program mbg yang sebelumnya telah terjadi di beberapa daerah.
publik pun kembali mempertanyakan efektivitas dan pengawasan dalam pelaksanaan program yang menelan anggaran triliunan rupiah ini.