hindari keracunan utamakan bahan baku yang fresh
bacakoran.co -- beberapa pekan terakhir program makan bergizi gratis (mbg) ke sekolah sekolah di seluruh indonesia menjadi sorotan nasional.
ini terjadi akibat banyaknya kasus siswa sekolah yang mengalami keracuan usai menyantap sajian mbg yang dibagikan.
berbagai responpun bermunculan datang dari orang tua, kelompok masyarakat, hingga ke ranah politik. ada yang menuding keracunan terjadi pengelolaan mbg yang tidak becus, mulai dari pemilihan food tray atau alat makan, ada juga yang menyebut sekadar 'bagi-bagi kue' intansi tertentu, penggunaan anggaran yang di potong hingga seruan untuk mengalihkan dana ke program yang lain.
tak sedikit yang meminta program yang di prioritas presiden prabowo subianto tersebut dihentikan dan menutup satuan pelayanan pemenuhan gizi (sppg) yang sudah beroperasi.
terkait keracunan akibat menyantap mbg dan pengeolaannya, media ini lantas mencoba menggali keterangan dari salah satu pengelola sppg yang belum lama ini 'mencuri' perhatian nasional dalam pengelolaan sppg nya khusunya dalam proses pencucian food tray atau alat makan yaitu sppg prabumulih timur kota prabumulih, sumatera selatan.
diketahui beberapa waktu lalu, dalam sebuah acara diskusi, wakil ketua badan gizi nasioal (bgn) nani s deyang disaksikan prof hardinsyah, guru besar ilmu gizi ipb dalam acara diskusi insight session with bgn 'memuji' sppg prabumulih timur .
dalam acara itu, moderator acara membuka diskusi itu dengan penayangan vidio yang dihadapkan dapat menjadi inspirasi sppg di seluruh indonesia.
dalam vidio yang di kutip dari laman media sosial instagram @sppg_prabumulihtimur itu dijelaskan bahwa proses pembersihan di mulai dari tim distribusi menjemput food tray atau wadah makan dari sekolah-sekolah lalu diturunkan dari kendaraan.
wadah makan tersebut selanjutnya di bersihkan dari sisa makanan sebelum ke tahap pencucian. setelah dibersihkan, dilanjut ke tahapan pencucian dan pembilasan. pencucian wadah makan dilakukan di beberapa bak guna membersihkan aroma dan sabun, salah satu bak pembilas menggunakan air panas.
selanjutnya setelah selesai di cuci, wadah makan dan tutup dimasukan kedalam mesin pengering agar sisa air dan minyak benar-benar kering. selain itu penggunaan mesin pemanas ini juga untuk membunuh virus dan bakteri.
pengelola sppg prabumulih timur, budi sikumbang yang dihubungi mengaku bersyukur atas 'pujian' tersebut. “hal itu menjadi standar kami dalam menjaga kebersihan dan sterilisasi alat makan,” katanya.
budi menegaskan, standar kebersihan yang diterapkan akan terus dijaga demi mendukung keberhasilan program mbg sekaligus sejalan dengan program asta cita presiden ri, prabowo. “kebersihan dan sterilisasi alat makan adalah hal penting dalam pelaksanaan mbg di sppg prabumulih timur, dan ini akan terus menjadi perhatian utama,” katanya.
dikatakan budi sikumbang, saat ini sppg prabumulih timur setiap hari melayani 3.850 lebih paket mbg, yang melayani sekolah pendidikan anak usia dini (paud), sd, smp, sma dan pondok pesantren. "setiap hari jumlahnya tidak sama, karena mungkin ada sekolah yang libur, siswa yang tidak masuk atau penyebab lainya, tapi rata-rata seperti itu,"jelas budi sikumbang.
selain itu, sppg prabumulih timur juga melayani perluasan progam mbg yang berfokus pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui dan balita non pau (b3). "untuk mbg b3, setiap hari kami melayani 50 paket,"jelasnya.
disinggung, bagaimana tanggapanya soal seringnya terjadi keracunan makanan mbg, pria berdarah minang ini awalnya menolak mengomentarinya, karena menurut dia, musibah itu bisa terjadi kepada dapur sppg mana saja.
terlebih menurut dia, dapur sppg itu terdapat banyak pihak yang terlibat dalam penyiapan menu mbg, mulai dari sarjanan penggerak pembangunan indonesia (sppi), ahli gizi dan pengelola sppg sehingga dia tidak ingin terjadi saling tuding kesalahan.
hanya saja budi kemudian mau berbagi cerita tentang bagaimana pengelolaaan mbg di sppg prabumulih timur. menurut budi sikumbang, dia menanamkan ke dalam dirinya dan semua yang terlibat di sppg prabumulih timur, agar mempunyai niat yang tulus untuk menyiapkan mbg seperti memberi makan anak dan keluarga sendiri.
"karena itu, kami selalu berdiskusi dalam penyusunan menu dan kami berupaya memilih bahan baku yang terbaik,"jelas budi seraya menambahkan jika bahan baku di dapat dari pemasok lokal.
selain itu menurut budi, pihaknya berupaya menggunakan bahan baku yang habis pakai."misalnya untuk ayam, kami pesan yang di potong siang atau sore hari sehingga masih fresh ketika di olah. kami tidak mau menyimpan di freezer,"tegas budi.
budi mengaku mempunyai alasan tersendiri tidak menggunakan freezer, salah satunya karena tegangan listrik di wilayahnya yang tidak stabil. "kita khawatir, alat yang kita harapkan membekukan bahan makanan, karena tegangan listrik tidak stabil, dapat berdampak tumbuhnya bakteri pada bahan makanan yang kita simpan tanpa kita sadari,"jelasnya.
karena itu juga, budi mengaku menghindari menggunakan beberapa jenis ikan dari laut."kota prabumulih ini jauh dari laut, kita tidak tahu berapa hari ikan laut itu sampai ke tempat kami, belum lagi ikan-ikan laut tertentu perlu ketelitian dalam mengolahnya,"tutur budi.
demikiain juga untuk makanan olahan seperti bakso, menurut budi pihaknya meminta kepada pemasok bakso yang baru di buat sore hari atau masih panas dan langsung di olah.
hanya saja menurut budi sikumbang, kesalahan bisa terjadi kapan tanpa disengaja. kondisinya di perparah dengan penyebaran informasi di media sosial yang terkadang setengah-setengah, dan terkadang tidak ada penjelasan yang tidak bisa di cegah.
"mungkin ada beberapa paket makan yang basi atau ada ulat, padahal tidak semuanya. nah karena terekspose di media sosial sehingga viral. namun bagaimanapu juga, kami sppg selalu berupaya menyakikan yang terbaik,"ucapnya.
disisi lain, pria yang mengaku pernah terbesit pertayaan mengapa pemerintah mau repot-repot menyiapkan mbg dan bukan memberi bantuan uang langsung kepada orang tua siswa, mengaku setelah 8 bulan berjalan, mbg ini membawa kepuasan bathin tersendiri.
"bayangkan, satu dapur sppg ini menampung 47 karyawan yang tidak melihat ijazah atau kemahiran, ada ibu-ibu kurang mampu juga, sekarang mereka mendapat penghasilan,"jelasnya.
"dengan 20 hari kerja, mereka bisa mengantongi upah rp 1,5 hingga rp 2,2 juta dan mendapat jaminan kesehatan. bahkan karena kerjanya diatur waktu, mereka juga masih bisa mengerjakan pekerjaan lain di luar,"ulas budi seraya menambahkan jika di kota prabumulih saat ini sudah ada 5 sppg.
"dulu awal-awal, yang bekerja di tempat kami itu datang di antar atau naik ojek, sekarang rata-sata sudah bawa kendaraan sendiri,"ucapnya.
menurut budi sikumbang, program mbg ini telah menggerakkan ekonomi lokal dan memperlancarkan perputaran uang di daerah. bahkan menurutnya jika sudah berjalan 100 %, masyarakat atau pemasok bahan baku harus siap dan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih besar lagi.
"saya katakan kepada pemasok buah seperti jeruk, semangka, kalau sppg di daerah asal buah itu sudah berjalan 100 %, maka pemasok buah lokal harus siap-siap menanam sendiri,"katanya.
untuk mendukung program pemerintah itu, budi sikumbang juga menolak pasokan bahan baku yang di monopoli oleh pengusaha tertentu.
"jujur saja, saya pernah didatangi pamasok ayam terbesar dari lampung, mereka menjanjikan harga yang lebih murah dari harga lokal dan pengolahan yang lebih baik. karena mereka juga yang memasok bibit ayam ke peternak di prabumulih. ini sama saja mematikan pemasok ayam lokal,"jelas budi.