58 Korban Belum Ditemukan di Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Alat Berat Mulai Digunakan
Gedung Ponpes Al Khoziny ambruk, 5 tewas, 58 masih hilang. Tim SAR gunakan alat berat./Kolase Bacakoran.co--Instagram @feedgramindo
“Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim SAR gabungan memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu mengevakuasi korban yang sudah meninggal menggunakan alat-alat berat,” ungkap Suharyanto, pada 2 Oktober 2025.
Langkah ini diambil setelah adanya kesepakatan dengan keluarga korban yang telah menandatangani berita acara persetujuan penggunaan alat berat dalam proses evakuasi.
“Keluarga korban sudah sepakat dan meminta kami melanjutkan operasi SAR menggunakan alat berat. Mereka sudah menandatangani berita acara,” ujar Kepala BNPB.
Dukungan Pemerintah untuk Keluarga Korban
Sebagai bentuk empati dan dukungan moral, Kepala BNPB Suharyanto bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menemui keluarga korban pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah menyampaikan penjelasan mengenai proses evakuasi dan memberikan dukungan psikososial kepada keluarga yang terdampak.
Tragedi ini menjadi sorotan nasional dan memicu keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan.
Pemerintah daerah dan pusat diminta untuk melakukan evaluasi terhadap kelayakan bangunan pendidikan, khususnya pondok pesantren yang banyak dihuni oleh santri dari berbagai daerah.
Fokus Penanganan dan Harapan Masyarakat
Masyarakat berharap agar proses pencarian korban dapat segera diselesaikan dan seluruh korban yang masih tertimbun dapat ditemukan.
Selain itu, publik mendesak adanya audit menyeluruh terhadap struktur bangunan pendidikan di seluruh Indonesia untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, operasi SAR di Ponpes Al Khoziny terus berjalan dengan harapan besar menemukan korban yang masih hilang dan memberikan kejelasan bagi keluarga yang menanti kepastian nasib orang-orang tercinta mereka.