bacakoran.co

Siapa Pemilik Ponpes Al Khoziny yang Roboh di Sidoarjo? Ini Sejarah dan Profil Lengkapnya

Siapa Pemilik Ponpes Al Khoziny yang Roboh di Sidoarjo? Ini Sejarah dan Profil Lengkapnya--Radar Sampit - Jawa Pos

Setelah beliau wafat, tongkat estafet kepemimpinan pesantren diteruskan oleh putranya, Moh Abbas, yang kemudian mewariskan amanah tersebut kepada KH Abdul Mujib.

KH Abdul Mujib bukanlah sosok yang asing dalam dunia pesantren. Ia merupakan cucu dari Nyai Khodijah, yang merupakan saudara sepupu dari KH Wahab Hasbullah, tokoh besar dan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU). 

BACA JUGA:Ketok Palu! DPR dan Pemerintah Resmi Gantikan Kementerian BUMN Menjadi BP BUMN

BACA JUGA:Seperti Covid, Kemenkes akan Koordinasi Laporan Rutin Keracunan Program MBG: Update Harian Mingguan

Sejak usia muda, KH Abdul Mujib menunjukkan semangat luar biasa dalam menuntut ilmu.

Ia berpindah dari satu pesantren ke pesantren lain, bukan hanya untuk memperdalam ilmu agama, tetapi juga untuk mencari keberkahan dari para ulama besar.

Kecerdasan dan akhlak mulia yang dimilikinya membuat KH Abdul Mujib menjadi sosok yang banyak diidamkan sebagai menantu oleh keluarga-keluarga terpandang.

Salah satu lamaran datang dari keluarga saudagar kaya di Gondanglegi, Malang.

BACA JUGA:Menkumham Resmi Sahkan Kepengurusan PPP di Bawah Mardiono, Ini Tantangan ke Depan

BACA JUGA:Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: Fondasi Lemah Diduga Jadi Penyebab!

Namun, demi menjaga prinsip kesederhanaan dan nilai-nilai spiritual, lamaran tersebut ditolak oleh ayah beliau.

KH Abdul Mujib kemudian menikahi Nyai Mudawwamah, seorang hafidhah asal Pasuruan yang juga memiliki dedikasi tinggi terhadap pendidikan Islam.

Bersama sang istri, KH Abdul Mujib membangun dan mengembangkan Ponpes Al Khoziny dengan penuh cinta dan pengabdian.

Dari pernikahan mereka, lahirlah dua belas anak yang kelak menjadi penerus perjuangan dakwah keluarga besar Al Khoziny.

BACA JUGA:Simak! Bocoran Aturan Khusus Soal MBG Disiapkan Prabowo, Rampung Minggu Ini!

Siapa Pemilik Ponpes Al Khoziny yang Roboh di Sidoarjo? Ini Sejarah dan Profil Lengkapnya

Ayu

Ayu


bacakoran.co - tragedi runtuhnya bangunan pondok pesantren (ponpes) al khoziny yang terletak di buduran, sidoarjo, jawa timur, telah mengguncang hati masyarakat indonesia.

peristiwa memilukan ini tidak hanya menimbulkan duka mendalam, tetapi juga mengundang gelombang simpati dan kepedulian dari berbagai kalangan.

warga dari seluruh penjuru negeri mengikuti perkembangan evakuasi korban dengan penuh harap dan doa, sembari mempertanyakan siapa sosok di balik berdirinya pesantren yang telah menjadi tempat menimba ilmu bagi ribuan santri tersebut.

kejadian nahas itu berlangsung pada hari senin, tanggal 28 september, sekitar pukul 15.00 wib.

saat itu, para santri tengah khusyuk melaksanakan salat asar berjamaah di salah satu lantai bangunan yang difungsikan sebagai musala.

namun, di tengah rakaat kedua, suasana berubah drastis. atap bangunan yang sedang dalam proses pembangunan tiba-tiba ambruk, menimpa para santri yang sedang beribadah.

lantai tiga dari bangunan tersebut memang baru saja dicor pada hari yang sama, dan diduga konstruksi belum sepenuhnya kokoh.

diperkirakan lebih dari seratus orang menjadi korban dalam insiden tersebut, menambah kepiluan yang dirasakan masyarakat.

di balik tragedi ini, publik mulai menelusuri sejarah dan sosok pemilik ponpes al khoziny.

berdiri kokoh sejak tahun 1920-an, pondok pesantren ini didirikan oleh kh raden khozin khoiruddin, seorang ulama kharismatik yang dikenal dengan semangat dakwah dan pendidikan islam.

setelah beliau wafat, tongkat estafet kepemimpinan pesantren diteruskan oleh putranya, moh abbas, yang kemudian mewariskan amanah tersebut kepada kh abdul mujib.

kh abdul mujib bukanlah sosok yang asing dalam dunia pesantren. ia merupakan cucu dari nyai khodijah, yang merupakan saudara sepupu dari kh wahab hasbullah, tokoh besar dan salah satu pendiri nahdlatul ulama (nu). 

sejak usia muda, kh abdul mujib menunjukkan semangat luar biasa dalam menuntut ilmu.

ia berpindah dari satu pesantren ke pesantren lain, bukan hanya untuk memperdalam ilmu agama, tetapi juga untuk mencari keberkahan dari para ulama besar.

kecerdasan dan akhlak mulia yang dimilikinya membuat kh abdul mujib menjadi sosok yang banyak diidamkan sebagai menantu oleh keluarga-keluarga terpandang.

salah satu lamaran datang dari keluarga saudagar kaya di gondanglegi, malang.

namun, demi menjaga prinsip kesederhanaan dan nilai-nilai spiritual, lamaran tersebut ditolak oleh ayah beliau.

kh abdul mujib kemudian menikahi nyai mudawwamah, seorang hafidhah asal pasuruan yang juga memiliki dedikasi tinggi terhadap pendidikan islam.

bersama sang istri, kh abdul mujib membangun dan mengembangkan ponpes al khoziny dengan penuh cinta dan pengabdian.

dari pernikahan mereka, lahirlah dua belas anak yang kelak menjadi penerus perjuangan dakwah keluarga besar al khoziny.

di antara mereka adalah kh r. abdus salam mujib, yang kini memegang kendali kepemimpinan pesantren.

meski di masa tuanya kh abdul mujib menderita penyakit diabetes, semangatnya dalam mengurus pesantren tak pernah padam.

ia tetap aktif mengajar, membimbing santri, dan mengurus berbagai kegiatan keagamaan hingga akhir hayatnya.

kh abdul mujib wafat pada hari selasa, 5 oktober 2010, bertepatan dengan 26 syawal 1431 h, di usia 77 tahun.

kepergiannya meninggalkan jejak perjuangan yang mendalam dan warisan keilmuan yang terus hidup hingga kini.

kini, di bawah kepemimpinan kh r. abdus salam mujib, ponpes al khoziny terus berkembang dan menjadi salah satu pusat pendidikan islam yang disegani.

tak hanya mengurus pesantren, kh abdus salam juga dipercaya sebagai rais syuriyah pengurus cabang nahdlatul ulama (pcnu) sidoarjo.

jabatan ini menempatkannya sebagai tokoh penting dalam pengambilan keputusan keagamaan dan arah kebijakan nu di wilayah tersebut.

tragedi yang menimpa ponpes al khoziny menjadi pengingat bahwa di balik bangunan fisik yang runtuh, ada sejarah panjang perjuangan, pengabdian, dan cinta terhadap ilmu yang tak pernah roboh.

semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi-nya, dan semoga semangat pendidikan islam yang diwariskan oleh para pendiri ponpes al khoziny terus menyala, menerangi generasi mendatang.

Tag
Share