bacakoran.co

Bikin Heboh Sekolah, 5 Lauk Makan Bergizi Gratis Ini Ternyata Sering Bikin Sakit Perut, Wajib Hati-hati Nih!

5 lauk yang sering terjadi kasus keracunan di jatah makan MBG-Gambar ist-

Sayur berkuah rentan terhadap kontaminasi silang dan pertumbuhan Bacillus cereus atau patogen lain jika kaldu dan sayur tidak dipanaskan ulang dengan benar atau disimpan pada suhu ruang terlalu lama.

Kasus-kasus yang dilaporkan menyinggung proses distribusi yang memakan waktu sehingga sup sampai pada sekolah dalam kondisi tidak aman.

Praktik 'hot-holding' dan distribusi cepat perlu diterapkan. 

5. Nasi yang disimpan pada suhu ruangan (risiko Bacillus cereus)

Nasi matang yang didinginkan atau disimpan sembarangan adalah sumber klasik keracunan karena Bacillus cereus membentuk racun tahan panas.

BACA JUGA: Luhut 'Sentil' Menkeu Purbaya: Penyerapan Anggaran MBG Sudah Meningkat, Tak Perlu Ambil Yang Tidak Diserap!

BACA JUGA:Keracunan Dimana-mana di Jabar, BGN Janji Perketat SOP Program MBG!

Dalam skala produksi besar seperti MBG, jika tidak ada protokol pendinginan cepat dan porsi dibagikan sesuai siklus waktu, risiko outbreak meningkat.

Edukasi tentang penyimpanan nasi yang benar wajib bagi setiap Satuan Penyedia Pangan Global (SPPG). 

Kabarnya, pemeriksaan kasus MBG ini masih berlangsung, pemerintah telah mengambil langkah memperkuat tata kelola MBG.

Mulai pemeriksaan dapur, penutupan fasilitas yang tidak memenuhi standar, hingga penyediaan alat uji cepat.

Sekaligus menegaskan tujuan program untuk menanggulangi stunting dan malnutrisi.

BACA JUGA:Marak Kasus Keracunan MBG, Menkes Dorong Edukasi Anak Sekolah Belajar Keamanan Pangan

BACA JUGA:Mahfud MD Beberkan Cucunya Keracunan MBG di Yogyakarta, Kepala BGN Ucap Permohonan Maaf!

Namun para akademisi dan pengawas mendorong audit independen dan evaluasi kapasitas produksi karena beberapa dapur skala besar diduga beroperasi melebihi kapasitas pengawasan.

Bikin Heboh Sekolah, 5 Lauk Makan Bergizi Gratis Ini Ternyata Sering Bikin Sakit Perut, Wajib Hati-hati Nih!

Yudha IP

Yudha IP


bacakoran.co - program yang digulirkan pemerintah sejak januari 2025 dimaksudkan untuk menekan malnutrisi dan memastikan anak sekolah serta ibu hamil mendapatkan asupan seimbang.

namun belakangan program ini tersandung kasus yang tersebar di beberapa provinsi pada september–oktober 2025, memicu perhatian publik dan pemeriksaan tata kelola.

data investigasi awal menyebutkan ribuan kasus keracunan yang terlapor hingga akhir september.

dan penyebab sementara mengarah pada masalah penyimpanan, higienitas dapur, dan kapasitas produksi yang melebihi kemampuan pengawasan. 

berdasarkan ringkasan laporan media lokal, lembaga kesehatan daerah, dan temuan sementara tim pemeriksa.

berikut lima jenis lauk yang paling sering disebut terlibat dalam insiden keracunan pada jatah mbg.

untuk setiap poin saya jelaskan kenapa risiko muncul dan langkah pencegahan utama yang dianjurkan para ahli.

1. ikan laut olahan (contoh: ikan yang tidak segar atau terkontaminasi — laporan menyebut kasus 'hiu goreng')

beberapa laporan lapangan dan liputan nasional menyebut temuan kasus di mana ikan yang digunakan tidak dalam kondisi segar atau terkontaminasi.

termasuk laporan jurnalistik yang menyinggung insiden ekstrem seperti 'hiu goreng' berulat di beberapa paket makanan.

ikan yang tidak segar bisa menjadi media berkembangnya bakteri dan racun biologis jika tidak segera didinginkan dan dimasak pada suhu aman.

pengawasan kualitas bahan baku laut dan rantai dingin menjadi kunci pencegahan. 

2. olahan ayam atau daging yang dimasak dan disimpan lama

daging ayam adalah sumber umum salmonella dan patogen lain bila proses penanganan (pencucian, penyimpanan, atau pemasakan) gagal dijalankan dengan benar.

investigasi kasus mbg menunjukkan praktik distribusi yang menunda penyajian hingga makanan berada pada suhu berbahaya, sehingga risiko pertumbuhan bakteri meningkat.

oleh karena itu, kontrol suhu dan waktu antara masak–sajikan harus diperketat. 

3. tempe/tahu dan olahan kedelai yang disimpan dalam kondisi lembap

produk kedelai mudah terkontaminasi jamur atau bakteri bila tidak disimpan dengan baik.

dalam produksi massal untuk mbg, ada laporan bahan baku yang tidak melalui pemeriksaan mutu memadai atau penyimpanan yang kurang higienis.

audit bahan baku dan pelatihan hygiene untuk pekerja dapur skala besar direkomendasikan. 

4. sayur berkuah (sop, gulai) yang disajikan dingin atau disimpan lama

sayur berkuah rentan terhadap kontaminasi silang dan pertumbuhan bacillus cereus atau patogen lain jika kaldu dan sayur tidak dipanaskan ulang dengan benar atau disimpan pada suhu ruang terlalu lama.

kasus-kasus yang dilaporkan menyinggung proses distribusi yang memakan waktu sehingga sup sampai pada sekolah dalam kondisi tidak aman.

praktik 'hot-holding' dan distribusi cepat perlu diterapkan. 

5. nasi yang disimpan pada suhu ruangan (risiko bacillus cereus)

nasi matang yang didinginkan atau disimpan sembarangan adalah sumber klasik keracunan karena bacillus cereus membentuk racun tahan panas.

dalam skala produksi besar seperti mbg, jika tidak ada protokol pendinginan cepat dan porsi dibagikan sesuai siklus waktu, risiko outbreak meningkat.

edukasi tentang penyimpanan nasi yang benar wajib bagi setiap satuan penyedia pangan global (sppg). 

kabarnya, pemeriksaan kasus mbg ini masih berlangsung, pemerintah telah mengambil langkah memperkuat tata kelola mbg.

mulai pemeriksaan dapur, penutupan fasilitas yang tidak memenuhi standar, hingga penyediaan alat uji cepat.

sekaligus menegaskan tujuan program untuk menanggulangi stunting dan malnutrisi.

namun para akademisi dan pengawas mendorong audit independen dan evaluasi kapasitas produksi karena beberapa dapur skala besar diduga beroperasi melebihi kapasitas pengawasan.

faktor yang diduga memperbesar risiko kegagalan mutu makanan. 

rekomendasi praktis untuk menekan risiko: verifikasi sumber bahan baku, sertifikasi higienitas dapur, pelatihan tenaga produksi, kontrol suhu distribusi, dan audit berkala dari pihak independen.

pembaca dan orang tua diimbau melaporkan segera gejala keracunan ke fasilitas kesehatan setempat agar tracing cepat dapat dilakukan.

Tag
Share