bacakoran.co

Tito Ungkap Modus Nakal Pemda Boroskan Anggaran, Rapat 2 Kali Jadi 20 Kali!

Mendagri Tito Karnavian ungkap modus nakal yang kerap dilakukan pemda untuk memboroskan anggaran mulai rapat berulang hingga perjalanan dinas digandakan.--dok bacakoran.co/ist

Alih-alih menghambur-hamburkan uang untuk rapat dan birokrasi, Pemda Lahat justru berhasil menghemat sekitar Rp462 miliar.

BACA JUGA:Ribuan Pelajar Jateng Keracunan MBG, Gubernur Luthfi Minta Tak Dibesar-besarkan

BACA JUGA:DJ Panda Diperiksa Pekan Depan! Terancam UU ITE dan PDP Usai Bukti Ancaman dan Sebar Data Pribadi Diserahkan

Dana itu dialihkan ke proyek produktif yang langsung menyentuh rakyat.

Salah satunya pembangunan sistem irigasi untuk mengairi 8.000 hektare lahan pertanian.

“Dana sebesar itu tadinya mau habis untuk kegiatan birokrasi yang tidak produktif, tapi akhirnya digunakan untuk sesuatu yang mendorong ekonomi rakyat,” kata Tito bangga.

Rapat Fiktif hingga Perjalanan Dinas Ganda

BACA JUGA:Menkeu Purbaya Diserbu 18 Gubernur yang Protes Terkait Pemotongan Dana TKD untuk Daerah

BACA JUGA:Fantastis! AS Gelontorkan Rp360 Triliun untuk Bantu Israel Serang Gaza, Terbesar dalam Sejarah Modern

Tito menegaskan, pemerintah pusat kini mengencangkan pengawasan agar anggaran daerah benar-benar digunakan untuk pembangunan, bukan sekadar meeting marathon atau tour dinas tak berujung.

Ia menilai, budaya “menghabiskan anggaran” demi alasan administrasi harus segera diakhiri.

“Kalau mau produktif, ya gunakan anggaran untuk hal yang bermanfaat bagi rakyat, bukan untuk rapat yang cuma ganti lokasi dan menu makan siang,” sindirnya.

Tito Ungkap Modus Nakal Pemda Boroskan Anggaran, Rapat 2 Kali Jadi 20 Kali!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co - menteri dalam negeri (mendagri) mengungkapkan jika banyak ternyata masih lihai mengutak-atik anggaran dengan cara yang tak masuk akal.

mulai dari rapat dikali lipat, perjalanan dinas digandakan, dan biaya pemeliharaan dinaikkan seenaknya.

praktik pemborosan ini pun membuat tito geram.

“belanja pegawai sih aman, itu wajib dibayar. tapi belanja birokrasi dan operasional ini yang sering kebablasan. rapat yang cukup dua kali dibuat sepuluh kali, perjalanan dinas yang semestinya empat kali bisa jadi dua puluh kali,” tegas tito.

modusnya halus, tapi borosnya luar biasa.

menurut tito, pemborosan semacam ini sering terjadi dengan dalih “kegiatan koordinasi” atau “pembahasan program”.

namun, di lapangan, hasilnya minim sementara anggarannya melambung.

bahkan, kata tito, ada pula biaya perawatan dan pemeliharaan yang dinaikkan tanpa alasan jelas, semata untuk “menghabiskan anggaran sebelum tahun fiskal berakhir.”

“anggaran yang seharusnya cukup terbatas malah dinaikkan. itu bentuk pemborosan yang nyata,” ujarnya.

efisiensi bisa, asal mau!

meski banyak daerah masih terjebak pola boros, tito memberikan contoh positif di kabupaten lahat, sumatera selatan.

alih-alih menghambur-hamburkan uang untuk rapat dan birokrasi, pemda lahat justru berhasil menghemat sekitar rp462 miliar.

dana itu dialihkan ke proyek produktif yang langsung menyentuh rakyat.

salah satunya pembangunan sistem irigasi untuk mengairi 8.000 hektare lahan pertanian.

“dana sebesar itu tadinya mau habis untuk kegiatan birokrasi yang tidak produktif, tapi akhirnya digunakan untuk sesuatu yang mendorong ekonomi rakyat,” kata tito bangga.

rapat fiktif hingga perjalanan dinas ganda

tito menegaskan, pemerintah pusat kini mengencangkan pengawasan agar anggaran daerah benar-benar digunakan untuk pembangunan, bukan sekadar meeting marathon atau tour dinas tak berujung.

ia menilai, budaya “menghabiskan anggaran” demi alasan administrasi harus segera diakhiri.

“kalau mau produktif, ya gunakan anggaran untuk hal yang bermanfaat bagi rakyat, bukan untuk rapat yang cuma ganti lokasi dan menu makan siang,” sindirnya.

Tag
Share