Viral Video Warga Solokanjeruk Antar Pasien Pakai Odong-Odong, Bupati Bandung Turun Tangan
Viral video pasien di Solokanjeruk diantar ke RS pakai odong-odong karena ambulans desa tak tersedia. Bupati Bandung langsung bereaksi dan evaluasi pelayanan./Kolase Bacakoran.co--Instagram @adalahkabbandung
Tak butuh waktu lama, Bupati Bandung Dadang Supriatna langsung bereaksi terhadap video tersebut.
Ia mengaku telah menelepon Camat Solokanjeruk dan meminta klarifikasi dari pihak desa.
"Astaghfirullah… Saya sangat prihatin melihat kejadian ini. 3 jam lalu saya sudah menelpon camat dan pihak pemerintah desa terkait untuk segera klarifikasi langsung ke pihak yang bersangkutan," tulis Dadang dalam komentarnya.
Ia menegaskan bahwa pelayanan desa harus sigap, terutama dalam kondisi darurat.
"Saya selalu tekankan kepada camat dan kepala desa untuk sigap melayani warga, terutama dalam kondisi darurat. Tidak boleh ada warga yang kesulitan saat butuh pertolongan," lanjutnya.
Dadang juga menyampaikan bahwa kejadian ini menjadi bahan evaluasi agar pelayanan di seluruh desa di Kabupaten Bandung bisa semakin baik ke depannya.
Penjelasan Camat Solokanjeruk
BACA JUGA:Aksi Demo Berujung Viral! Ambulans Dirusak, Sopir Truk dan Relawan Tempuh Jalur Damai
BACA JUGA:Sopir Ambulans Kena Tilang Elektronik Saat Antar Pasien, Plat Mobil Diblokir, Ini Kata Polisi
Menanggapi polemik tersebut, Camat Solokanjeruk Rahmattulah Mukti Prabowo menyatakan bahwa telah terjadi miskomunikasi antara warga dan pihak desa.
Ia mengaku langsung memediasi kedua belah pihak setelah video viral tersebut mencuat.
Menurut Prabowo, saat warga hendak meminjam ambulans, kendaraan tersebut sedang digunakan.
Yang tersedia saat itu hanyalah mobil operasional pelayanan desa, namun tidak ada sopir yang bertugas.
"Waktu meminjam ke desa itu, Sekretaris Desa bilang ada mobil pelayanan tapi tidak ada sopirnya. Sekdes itu meminta warga tersebut untuk menunggu adanya sopir dulu," jelas Prabowo saat dikonfirmasi pada Senin (13/10/2025).
Namun, warga memilih untuk tidak menunggu dan langsung membawa pasien menggunakan odong-odong.
"Intinya ada kesalahpahaman atau miskomunikasi. Padahal pihak desa sudah siap meminjamkan, tapi harus menunggu ada sopirnya dulu," tambahnya.