Harga Emas Meledak! Sentuh Level Gila US$4.300 per Troy Ons, Bakal Terus Meroket?
Harga emas dunia meledak dan diperkirakan terus meroket, saat ini tembus level psikologis baru US$4.300 per troy ons yang jadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.--bacakoran.co/ai generate/ist
Zain Vawda, analis dari MarketPulse by OANDA.
BACA JUGA:Auto Tajir! Harga Emas Dunia Lagi-Lagi Rekor Baru saat The Fed Sinyal Pangkas Suku Bunga
BACA JUGA:Harga Emas Antam Hari Ini Kian Berkilau, di Pegadaian Cetak Rekor Rp 2,59 Juta per Gram!
Ketegangan Global Jadi Pemicu
Selain perang dagang AS–China yang memanas, ancaman penutupan pemerintahan AS (government shutdown) juga memperparah kekhawatiran investor.
Washington baru saja menuding Beijing memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang, yang dianggap sebagai ancaman bagi rantai pasokan dunia.
Di sisi lain, dinamika politik internasional juga tak kalah panas. Donald Trump dan Vladimir Putin dikabarkan akan menggelar pertemuan puncak khusus untuk membahas perang Ukraina, hanya sehari sebelum Presiden AS dijadwalkan berbicara dengan Volodymyr Zelenskyy.
BACA JUGA:Impor China ‘Meledak’, Batu Bara Laku Keras! Cuan ke RI Mengalir Deras?
BACA JUGA:Rekor Gila! Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 29.000, Melejit ke Rp 2,36 Juta per Gram
Situasi global yang tegang ini mendorong investor makin haus akan aset aman seperti emas.
Suku Bunga The Fed Jadi Kunci
Pasar kini hampir yakin The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin pada Oktober dan Desember 2025, dengan peluang masing-masing 98% dan 95%.
Kondisi ini membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) justru tampil menggoda, karena biaya peluang menahannya makin rendah.
BACA JUGA:Perang Dagang AS-China Bikin Emas Mengamuk! Diramal Tembus US$5.000?
BACA JUGA:Harga Emas Antam Makin Nggak 'Ngotak'! Awal Pekan Pecah Rekor Lagi, Tembus Rp 2,3 Juta
“Setiap kali emas terkoreksi, investor justru kembali menyerbu. Mereka tahu tren utamanya masih bullish,” ungkap analis komoditas senior dari HSBC.
HSBC bahkan menaikkan proyeksi harga emas rata-rata 2025 menjadi US$4.355 per ons, menegaskan keyakinan bahwa logam mulia ini masih akan menjadi primadona tahun depan.