bacakoran.co — kasus viral yang melibatkan seorang guru smk negeri 7 dan tuduhan terhadap siswanya berinisial m terkait penggunaan terus menjadi sorotan publik.
setelah video yang menampilkan guru tersebut menyebut m sebagai pengguna narkoba tersebar luas di media sosial, kini pihak sekolah dan yang bersangkutan memberikan klarifikasi resmi.
guru yang disebut dalam video tersebut adalah maya handayani, kepala program keahlian teknik sepeda motor (tsm) smk negeri 7 palembang.
video yang memicu kontroversi pertama kali diunggah oleh akun instagram @nita_fsagung, yang diketahui merupakan ibu kandung dari m.
dalam pernyataannya kepada wartawan pada senin (13/10/2025), maya menjelaskan bahwa insiden tersebut bermula dari laporan wali kelas m yang menyebutkan adanya dugaan penggunaan narkoba oleh siswa.
“wali kelas bilang anak ini bersama siswa dari dkv membeli obat terlarang. saya tanya, apa benar kamu beli narkoba, dan anak itu menjawab ‘iya bu’,” ungkap maya.
untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, maya mengaku sempat merekam percakapan antara dirinya dan m.
“rekaman itu saya simpan pribadi, tidak saya sebarkan. hanya untuk memastikan kebenaran,” ujarnya.
dalam rekaman tersebut, m bahkan mengaku telah tiga kali menggunakan narkoba sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (mpls) atas ajakan teman.
“saya bilang ke dia, ‘kalau sudah tahu pusing, jangan dipakai lagi’,” tutur maya.
setelah kejadian itu, pada kamis (18/9/2025), maya menerima informasi dari wakil kepala kesiswaan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan oleh kepala sekolah.
m diperbolehkan kembali bersekolah dengan catatan mendapat poin pelanggaran sebesar 99 persen.
“kalau satu kali lagi melanggar, langsung dikembalikan ke orangtua,” katanya.
namun, m kembali membuat masalah karena dua kali absen tanpa keterangan dan tidak mengikuti ujian tengah semester pada selasa (23/9/2025), sehingga nilainya nol.
“nilainya nol karena tidak ikut ujian. tapi wali kelas bilang kasus narkoba sudah selesai dan anak itu tidak terbukti. saya jawab, ya sudah, tapi saya punya rekaman percakapan itu,” jelas maya.
ketegangan meningkat pada jumat (26/9/2025), ketika nita, orang tua m, datang ke bengkel tsm bersama beberapa orang yang merekam kejadian.
terjadi perdebatan antara maya dan pihak orang tua, yang kemudian berujung pada viralnya video tersebut.
“saya tanya, kenapa di video? mereka bilang karena pihak sekolah juga memvideokan anak mereka. saya kaget dan menjelaskan bahwa rekaman saya itu hanya untuk mencari kebenaran, bukan untuk disebarkan,” ungkap maya.
sebagai bentuk tanggung jawab, pihak sekolah mengambil langkah dengan meminta maaf kepada orang tua m.
poin pelanggaran yang sebelumnya diberikan kepada m akhirnya dihapus menjadi nol.
bahkan, kepala sekolah dan sejumlah guru datang langsung ke rumah siswa untuk menyampaikan permintaan maaf.
“permintaan maaf kami diterima, tapi orangtua siswa tetap meminta saya klarifikasi di media sosial. saya bingung, karena saya tidak pernah memviralkan video itu,” kata maya.
permintaan maaf pun dilakukan di depan seluruh siswa pada selasa (30/9/2025).
“saya lakukan itu di lapangan, menjelaskan bahwa telah terjadi miskomunikasi. tapi tetap saja dianggap tidak ikhlas,” katanya.
ketegangan kembali memuncak setelah senin (6/10/2025), saat pihak orangtua siswa mengunggah video baru di media sosial.
“dalam video itu saya hanya diam karena takut salah bicara, tetapi justru disebut sengak dan tidak minta maaf. saya benar-benar bingung,” ungkap maya.
sementara itu, kepala smk negeri 7 palembang, aliyas samsudin, menegaskan bahwa guru di sekolahnya tidak pernah menuduh siswa berinisial m menggunakan narkoba.
“awalnya guru kaprodi mendapat pengakuan dari salah satu siswa yang mengatakan telah memakai narkoba. laporan itu kemudian disampaikan ke wali kelas dan ke saya,” kata aliyas.
aliyas juga menyebut bahwa informasi awal diperoleh dari cyber polda sumsel, yang mengindikasikan dua siswa dari jurusan tsm dan dkv terlibat dalam penggunaan narkoba.
“kami langsung memanggil keduanya untuk dimintai keterangan. saat ditanya oleh wali kelas dan guru bk, keduanya mengaku telah memakai narkoba,” jelasnya.
kasus ini menjadi pembelajaran penting tentang komunikasi, etika, dan penanganan isu sensitif di lingkungan pendidikan.
pihak sekolah berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan semua pihak dapat mengedepankan dialog serta penyelesaian yang bijak demi masa depan siswa.