bacakoran.co - dunia kembali dibuat geram ulah israel yang lagi-lagi menodai kesepakatan dengan darah rakyat palestina.
empat warga sipil tewas, termasuk dua kakak-adik yang ditembak sniper israel di .
tragedi itu terjadi di kota gaza, tepat di kawasan ash shuaf dan al tuffah, wilayah yang seharusnya aman di bawah perjanjian gencatan senjata.
namun, drone dan pasukan sniper alias penembak jitu israel malah bertindak tanpa belas kasih.
menurut sumber medis, dua warga lainnya juga menjadi korban serangan drone israel di area tersebut.
kedua saudara kandung yang meregang nyawa diketahui sedang berada di sekitar garis kuning (yellow line)--zona demarkasi yang memisahkan area operasi pasukan zionis dengan wilayah pergerakan warga palestina.
“mereka tidak bersenjata. hanya berjalan di dekat batas garis kuning, lalu ditembak mati,” ujar salah satu saksi mata, dikutip dari anadolu agency.
gencatan senjata atau tipu daya?
dalam kesepakatan gencatan hamas–israel, pasukan zionis seharusnya menarik sebagian pasukan dari beberapa titik di gaza ke area aman di belakang yellow line.
namun kenyataannya, peluru masih berdesing dan darah masih tumpah.
militer israel bahkan mengakui bahwa pasukannya menembaki warga palestina.
ironisnya, mereka berdalih jika para korban melewati batas garis kuning, seolah-olah nyawa manusia bisa dihapus begitu saja dengan alasan administratif.
“wilayah ash shuaf masih di bawah kendali militer israel,” klaim pihak militer, berusaha menutupi pelanggaran perjanjian yang baru berjalan hitungan hari.
80 kali langgar janji damai
data dari kantor media pemerintah gaza menunjukkan jika sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 oktober 2025, israel telah melanggar kesepakatan sedikitnya 80 kali.
pelanggaran itu mencakup serangan ke warga sipil dan pengeboman wilayah gaza, yang telah menewaskan 79 orang hanya dalam dua pekan terakhir, di mana 44 di antaranya pada minggu (19/10/2025) saja.
genosida yang belum berhenti
agresi brutal israel ke gaza sudah berlangsung sejak oktober 2023.
dalam rentang waktu setahun lebih, lebih dari 68.000 warga palestina tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak.
sementara jutaan lainnya terpaksa mengungsi tanpa tahu kapan bisa pulang ke rumah mereka yang kini tinggal puing-puing.
dunia internasional terus menyerukan gencatan senjata yang nyata, bukan sekadar janji di atas kertas.
namun fakta di lapangan menunjukkan jika setiap kali kata “damai” diucapkan, peluru israel justru kembali berdesing.