bacakoran.co

Sebelum Ramai Aqua Diduga Pakai Air Sumur Bor, Menteri LH Sudah Ungkap Temuan Ini!

Menteri LH Ungkap Temuan Terkait Air Produk Air Minum yang Kebanyak Masih Menggunakan Air Tanah --CNN Indonesia

Pada kunjungan tersebut, Dedi menyoroti aktivitas pengambilan air tanah dalam jumlah besar yang dinilai berpotensi menimbulkan risiko lingkungan seperti banjir dan longsor.

Pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu pada awalnya menanyakan seberapa besar volume air yang diambil perusahaan setiap hari.

“Di sini sekitar 2,8 juta liter,” jawab seorang perwakilan perusahaan, dikutip Bacakoran.co dari Viva.com, Kamis (23/10/2025).

BACA JUGA:Viral! Isu Raisa Gugat Cerai Hamish Daud, Netizen Ramai Ungkap Bukti di Medsos: Sering Main LC?

BACA JUGA:Isu Hamish Daud dan Raisa Bercerai Menguat Setelah Postingan Foto Anniversary Dihapus, Ini Faktanya!

Setelah mendengar hal ini, Dedi langsung menyoroti perbedaan antara industri air minum dengan industri lainnya.

Itu diperoleh secara gratis. Kalau pabrik semen, kain, otomotif, mereka harus beli bahan baku. Kalau perusahaan ini, bahan bakunya enggak beli,” kata Dedi Mulyadi.

Ia kemudian menegaskan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab sesuai amanat konstitusi.

“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Jangan sampai air dari sini diangkut dan dijual mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih,” ujar Dedi.

BACA JUGA:Abdulah Tewas Dikeroyok 3 Pria, Diduga Tersingggung Ucapan yang Dianggap Menghina

BACA JUGA:Putra Mahkota Arab Saudi Akan Temui Donald Trump di Gedung Putih, Bahas Aliansi Besar hingga Isu Timur Tengah?

Tapi selanjutnya, Dedi dibuat terkejut ketika pihak perusahaan menjelaskan bahwa sumber air yang digunakan AQUA berasal dari dua sumur bor dalam, bukan dari mata air pegunungan.

“Air gunung nggak ambil bawah tanah, apa nggak geser tanahnya? Kalau di pegunungan, geser tanah berisiko. Ini harus diperhitungkan,” ungkapnya.

Kemudian Dedi pun meminta agar izin pengambilan air tanah dan operasional perusahaan tersebut ditinjau ulang. 

Dikarenakan agar perusahaan tidak memanipulasi data volume air yang diambil demi mencegah kerusakan lingkungan di masa depan.

Sebelum Ramai Aqua Diduga Pakai Air Sumur Bor, Menteri LH Sudah Ungkap Temuan Ini!

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - menteri lingkungan hidup hanif faisol nurofiq telah ungkap temuan mengenai air yang digunakan untuk produk air minum yang dijual ke masyarakat.

bahkan hal ini ditemukan sebelum adanya kehebohan video kunjungan gubernur jawa barat dedi mulyadi alias kdm di pabrik air mineral di subang viral.

konten viral dan dibicarakan publik itu kekagetan kdm tentang sumber air baku untuk air minum dalam kemasan (amdk) yang diproduksi pabrik tersebut.

menteri lh ungkap bahwa ada sebagian besar air minum kemasan yang dipasarkan itu berasal dari air tanah bukan dari air pegunungan asli.

ia kemudian mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpedaya dengan label air pegunungan pada botol kemasan yang banyak beredar.

karena sampai saat ini belum ada satupun perusahaan air kemasan yang menggunakan air permukaan secara berkelanjutan.

"jadi bapak jangan terpedaya oleh minuman-minuman yang ada di atas meja itu pak. belum ada satupun minuman kemasan yang menggunakan air permukaan secara sustainable untuk produknya. hanya untuk pricingnya, iya," kata hanif dalam acara mindialogue cnbc indonesia, dikutip minggu (25/10/2025).

hanif juga menilai praktik pengambilan air tanah secara berlebihan yang dilakukan oleh perusahaan air minum juga berisiko terhadap ketersediaan sumber daya air dalam jangka panjang.

"semisal kita perusahaan air minum, tanpa kita memperhatikan konservasi jangka panjang. suatu ketika, maka suplai air kita akan terbatas. saya enggak usah sebut namanya. namanya air minum pegunungan. tetapi yang digunakan air tanah," ujarnya.

sebelumnya gubernur jawa barat, dedi mulyadi melakukan penggerebekan salah satu pabrik air minum kemasan aqua di subang, jawa barat.

pada kunjungan tersebut, dedi menyoroti aktivitas pengambilan air tanah dalam jumlah besar yang dinilai berpotensi menimbulkan risiko lingkungan seperti banjir dan longsor.

pria yang akrab disapa kang dedi mulyadi (kdm) itu pada awalnya menanyakan seberapa besar volume air yang diambil perusahaan setiap hari.

“di sini sekitar 2,8 juta liter,” jawab seorang perwakilan perusahaan, dikutip bacakoran.co dari , kamis (23/10/2025).

setelah mendengar hal ini, dedi langsung menyoroti perbedaan antara industri air minum dengan industri lainnya.

itu diperoleh secara gratis. kalau pabrik semen, kain, otomotif, mereka harus beli bahan baku. kalau perusahaan ini, bahan bakunya enggak beli,” kata dedi mulyadi.

ia kemudian menegaskan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab sesuai amanat konstitusi.

“bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. jangan sampai air dari sini diangkut dan dijual mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih,” ujar dedi.

tapi selanjutnya, dedi dibuat terkejut ketika pihak perusahaan menjelaskan bahwa sumber air yang digunakan aqua berasal dari dua sumur bor dalam, bukan dari mata air pegunungan.

“air gunung nggak ambil bawah tanah, apa nggak geser tanahnya? kalau di pegunungan, geser tanah berisiko. ini harus diperhitungkan,” ungkapnya.

kemudian dedi pun meminta agar izin pengambilan air tanah dan operasional perusahaan tersebut ditinjau ulang. 

dikarenakan agar perusahaan tidak memanipulasi data volume air yang diambil demi mencegah kerusakan lingkungan di masa depan.

Tag
Share