bacakoran.co - dalam sehari-hari, sering kali tanpa sadar kita merasa lebih baik dari orang lain.
merasa rajin beribadah, lebih banyak hafalan, atau lebih dermawan.
namun, nasihat lembut dari ustadzah halimah alaydrus mengingatkan kita bahwa nilai sejati seorang hamba bukan terletak pada seberapa banyak amal yang terlihat, tetapi pada bagaimana kita .
melansir dari video tiktok @hijrahistiqomahislami, dalam salah satu ceramahnya yang viral di media sosial, ustadzah halimah berkata, “nilai kita adalah pada bagaimana kamu menata hatimu, bukan hanya sekadar berapa rakaat shalat sunnahmu, seberapa panjang hafalan qur’anmu, atau seberapa besar sedekahmu.”
kalimat ini sederhana, namun sangat dalam maknanya.
menata hati bukan menilai orang lain
setiap amal yang kita lakukan sejatinya adalah antara kita dengan allah. shalat sunnah, hafalan al-qur’an, sedekah, dan amalan lainnya tentu memiliki keutamaan besar.
namun, ketika amalan itu membuat kita merasa lebih tinggi dari orang lain, di situlah hati mulai terkontaminasi oleh kesombongan halus yang tidak terlihat.
ustadzah halimah alaydrus menekankan bahwa hijrah sejati bukan sekadar perubahan penampilan atau bertambahnya ibadah lahiriah, tetapi bagaimana hati kita semakin lembut, rendah hati, dan tidak mudah menghakimi sesama.
orang yang benar-benar menata hati akan lebih banyak bercermin pada kekurangannya sendiri daripada mencari-cari kesalahan orang lain.
belajar melihat kekurangan diri
dalam pesannya, beliau juga mengajak kita untuk berkaca dengan lebih teliti.
“biar kita bisa lihat jelek-jeleknya kita, aib-aib kita, dan kurang-kurangnya kita,” ucapnya.
kalimat ini mengajarkan introspeksi yang mendalam.
ketika seseorang sibuk memperbaiki diri, maka waktu untuk merasa lebih baik dari orang lain tidak akan ada.
sebab, semakin dalam seseorang mengenal dirinya, semakin ia sadar betapa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
kerendahan hati adalah cermin keimanan
rasulullah bersabda, “tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji zarrah.”
kerendahan hati (tawadhu’) adalah ciri dari orang beriman.
ustadzah halimah meneladani hal ini dalam setiap nasihatnya selalu mengajak umat untuk memandang diri dengan jujur dan orang lain dengan kasih.
jangan pernah menilai seseorang dari penampilan luarnya atau dari masa lalunya. bisa jadi, orang yang tampak sederhana di mata kita justru memiliki hubungan yang sangat dekat dengan allah.
sementara kita yang merasa lebih baik justru masih bergulat dengan hati yang belum bersih dari riya dan ujub.
pesan dari ustadzah halimah alaydrus bukan hanya sekadar nasihat, tapi panggilan lembut untuk menyadarkan kita agar kembali memeriksa niat dan kondisi hati.
hijrah bukan tentang siapa yang lebih suci, tetapi tentang siapa yang lebih ikhlas dalam memperbaiki diri.
mari kita belajar menata hati bukan untuk terlihat sempurna di mata manusia, tapi agar lebih tulus di hadapan allah.
karena pada akhirnya, yang allah nilai bukan banyaknya amal kita, tapi bersihnya hati kita.