bacakoran.co

Tak Hanya Wanita Dewasa, Remaja Juga Dapat Alami Kanker Payudara? Begini Penjelasan Para Ahli

Kanker payudara kini ditemukan pada remaja usia 13–17 tahun. --Freepik.com

Tak Hanya Wanita Dewasa, Remaja Juga Dapat Alami Kanker Payudara? Begini Penjelasan Para Ahli

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co — selama ini, sering diasosiasikan sebagai penyakit yang menyerang perempuan berusia 40 tahun ke atas. 

namun, tren terbaru menunjukkan bahwa anggapan tersebut mulai bergeser. 

kasus kanker payudara kini mulai ditemukan pada kelompok usia yang jauh lebih muda, bahkan di kalangan remaja.

ketua yayasan kanker payudara indonesia (ykpi), linda amelia sari, mengungkapkan bahwa dokter-dokter yang bekerja sama dengan ykpi telah menemukan kasus kanker payudara pada remaja berusia antara 13 hingga 17 tahun. 

meski secara statistik mayoritas kasus masih terjadi pada perempuan berusia di atas 45 tahun, temuan ini menjadi sinyal penting bahwa risiko kanker payudara tidak lagi terbatas pada usia dewasa.

fenomena ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan medis dan masyarakat karena kanker payudara yang muncul di usia muda bisa berkaitan dengan berbagai faktor risiko, termasuk gaya hidup dan faktor genetik. 

edukasi dan kesadaran dini menjadi kunci penting untuk mencegah dan mendeteksi penyakit ini sejak awal.

kasus kanker payudara pada usia remaja

linda menjelaskan bahwa beberapa pasien yang terdiagnosis kanker payudara diketahui mulai menunjukkan gejala setelah mengalami menstruasi pertama. 

“dokter-dokter kami menemukan di usia 15 sekarang ada. lalu, usia 17 ada, 13 pun ada setelah menstruasi,” ujarnya.

pernyataan ini memperkuat fakta bahwa meskipun kanker payudara lebih umum terjadi pada perempuan dewasa, remaja juga tidak sepenuhnya bebas dari ancaman penyakit ini. 

oleh karena itu, penting bagi orang tua dan remaja untuk lebih peka terhadap perubahan fisik, terutama pada area payudara, dan segera berkonsultasi jika ditemukan gejala yang mencurigakan.

faktor risiko kanker payudara di usia muda

dalam kesempatan yang sama, direktur utama ihc rs pusat pertamina, dr. nenny herawati, menjelaskan bahwa kanker payudara memiliki faktor risiko yang bersifat multifaktorial. 

artinya, tidak ada satu penyebab tunggal, melainkan kombinasi dari berbagai aspek yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini.

genetik dan riwayat keluarga

salah satu faktor utama adalah genetik. beberapa kasus kanker payudara memang disebabkan oleh riwayat keluarga. 

jika ada anggota keluarga yang pernah menderita kanker, maka risiko seseorang untuk mengalami hal serupa menjadi lebih tinggi. 

namun, nenny menekankan bahwa hal ini bukan berarti semua orang dengan riwayat keluarga pasti akan terkena kanker.

gaya hidup dan lingkungan

selain faktor keturunan, gaya hidup juga memainkan peran besar. 

linda menyebutkan bahwa stres berlebihan, konsumsi makanan cepat saji, dan pola hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dalam tubuh, yang berhubungan erat dengan perkembangan kanker payudara.

nenny menambahkan bahwa paparan bahan kimia, polusi udara, dan kebiasaan mengonsumsi junk food juga termasuk dalam daftar faktor risiko. 

meski seseorang memiliki predisposisi genetik, menjaga pola hidup sehat, rutin berolahraga, dan melakukan deteksi dini dapat secara signifikan menurunkan kemungkinan terkena kanker.

pentingnya deteksi dini dan edukasi

dengan meningkatnya kasus kanker payudara pada usia muda, pendekatan preventif menjadi semakin penting. 

edukasi tentang pentingnya mengenali gejala awal, melakukan pemeriksaan mandiri, dan berkonsultasi ke tenaga medis harus mulai diberikan sejak usia remaja. 

orang tua juga memiliki peran besar dalam membangun kesadaran anak terhadap kesehatan tubuh mereka.

kanker payudara bukan lagi penyakit yang hanya menyerang perempuan paruh baya. 

perubahan tren ini menuntut perhatian lebih dari semua pihak, agar generasi muda dapat terlindungi melalui informasi yang tepat, gaya hidup sehat, dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.

Tag
Share