bacakoran.co

Pemerintah Singgung PUBG Usai Ledakan SMAN 72 Jakarta, Siap Kaji Pembatasan Game Online

Pemerintah Siapkan Langkah Pembatasan Game Online-Gambar Ist-

“Misalnya contoh, PUBG. Di situ kan jenis-jenis senjata mudah sekali dipelajari, lebih berbahaya lagi. Ini secara psikologis membuat kekerasan jadi hal biasa,” ungkap Prasetyo.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengonfirmasi bahwa pelaku ledakan di SMAN 72 merupakan salah satu siswa sekolah tersebut.

Polisi menemukan tujuh bahan peledak, empat di antaranya meledak di dua lokasi berbeda.

“Saat ini masih satu pelaku yang kami dapati. Namun penyelidikan terus dilakukan untuk melihat apakah ada pihak lain yang terlibat,” kata Listyo.

Efek Psikologis Game Kekerasan

BACA JUGA:Heboh! KPAI Desak Pemerintah Blokir Roblox, Kampus Malah Bikin Mata Kuliah Roblox

BACA JUGA:TikTok Resmi Diblokir di Amerika, Apa Dampaknya bagi 170 Juta Pengguna?

Game bergenre first-person shooter (FPS) atau battle royale seperti PUBG dinilai memiliki dampak psikologis signifikan terhadap pemain usia muda.

Dalam game tersebut, pemain harus bertahan hidup dengan cara menembak atau mengalahkan lawan secara langsung.

Bagi sebagian anak, paparan kekerasan dalam game bisa menjadi hiburan, namun bagi lainnya bisa menjadi pembiasaan terhadap tindakan agresif.

Menurut sejumlah psikolog pendidikan, paparan kekerasan digital yang terus-menerus dapat mengikis empati dan sensitivitas anak terhadap kekerasan di dunia nyata.

Dalam jangka panjang, anak-anak bisa menganggap kekerasan sebagai hal yang wajar.

BACA JUGA:Bocah Iseng Bakar Pakaian Kios di Depok Terekam Kamera CCTV Nyaris Hanguskan Pasar, Netizen: KPAI Coba Urus!

BACA JUGA:Miris! Dugaan Guru Lecehkan Belasan Siswi SD di Depok, Dinas Pendidikan: Kami Berkoordinasi dengan KPAI

Presiden Prabowo pun menilai, selain membatasi game online, perlu ada upaya memperkuat pendidikan karakter dan aktivitas sosial anak muda, seperti melalui kegiatan Pramuka atau karang taruna.

Pemerintah Singgung PUBG Usai Ledakan SMAN 72 Jakarta, Siap Kaji Pembatasan Game Online

Yudha IP

Yudha IP


bacakoran.co - wacana pembatasan kembali mencuat di publik.

presiden prabowo subianto menyoroti pengaruh game dalam rapat terbatas di jakarta.

langkah itu muncul menyusul insiden ledakan di sman 72 jakarta, kelapa gading, yang terjadi pada jumat (7/11/2025) dan menyebabkan 96 orang luka-luka.

pemerintah menilai kejadian tersebut menjadi peringatan penting terhadap potensi pengaruh konten digital kekerasan pada generasi muda.

game pubg disorot usai ledakan

dalam rapat terbatas di kediamannya, jalan kertanegara iv, jakarta selatan, presiden meminta jajaran terkait untuk mengkaji pengaruh negatif game online terhadap anak-anak dan pelajar.

menteri sekretaris negara (mensesneg) prasetyo hadi mengatakan prabowo secara khusus menyinggung pubg sebagai contoh permainan yang dinilai perlu diawasi.

“beliau tadi menyampaikan bahwa kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencari jalan keluar terhadap pengaruh-pengaruh dari game online,” ujar prasetyo dikutip dari cnn indonesia.

prasetyo menjelaskan bahwa dalam game seperti pubg, pemain dapat dengan mudah mempelajari penggunaan berbagai jenis senjata dan kekerasan virtual.

hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi cara berpikir dan respons emosional anak-anak di dunia nyata.

“misalnya contoh, pubg. di situ kan jenis-jenis senjata mudah sekali dipelajari, lebih berbahaya lagi. ini secara psikologis membuat kekerasan jadi hal biasa,” ungkap prasetyo.

sementara itu, kapolri jenderal listyo sigit prabowo mengonfirmasi bahwa pelaku ledakan di sman 72 merupakan salah satu siswa sekolah tersebut.

polisi menemukan tujuh bahan peledak, empat di antaranya meledak di dua lokasi berbeda.

“saat ini masih satu pelaku yang kami dapati. namun penyelidikan terus dilakukan untuk melihat apakah ada pihak lain yang terlibat,” kata listyo.

efek psikologis game kekerasan

game bergenre first-person shooter (fps) atau battle royale seperti pubg dinilai memiliki dampak psikologis signifikan terhadap pemain usia muda.

dalam game tersebut, pemain harus bertahan hidup dengan cara menembak atau mengalahkan lawan secara langsung.

bagi sebagian anak, paparan kekerasan dalam game bisa menjadi hiburan, namun bagi lainnya bisa menjadi pembiasaan terhadap tindakan agresif.

menurut sejumlah psikolog pendidikan, paparan kekerasan digital yang terus-menerus dapat mengikis empati dan sensitivitas anak terhadap kekerasan di dunia nyata.

dalam jangka panjang, anak-anak bisa menganggap kekerasan sebagai hal yang wajar.

presiden prabowo pun menilai, selain membatasi game online, perlu ada upaya memperkuat pendidikan karakter dan aktivitas sosial anak muda, seperti melalui kegiatan pramuka atau karang taruna.

“beliau juga menyampaikan agar karang taruna dan pramuka harus aktif kembali, supaya kehidupan bermasyarakat kita tumbuh lagi,” ujar prasetyo, dikutip dari kompas.com.

pemerintah akan kaji pembatasan game online

pemerintah kini tengah menyiapkan langkah kajian terkait kemungkinan pembatasan game online bernuansa kekerasan, terutama yang menampilkan simulasi senjata dan peperangan.

“beliau (presiden prabowo) meminta agar kita mencari jalan keluar terhadap pengaruh-pengaruh game online yang tidak baik,” kata prasetyo.

wacana pembatasan game sempat mencuat pada tahun 2021, ketika bupati mukomuko, sapuan, meminta pemerintah pusat memblokir pubg, free fire, dan mobile legends karena dianggap membuat anak-anak kecanduan.

saat itu, kementerian komunikasi dan informatika (kominfo) menyatakan akan memproses permohonan tersebut sesuai dengan peraturan menteri kominfo nomor 5 tahun 2020 dan nomor 10 tahun 2021.

namun, kominfo menegaskan, pemblokiran harus dilakukan secara hati-hati karena berdampak luas terhadap industri kreatif dan e-sport nasional.

kini, setelah insiden sman 72, wacana itu kembali hidup.

pemerintah dinilai perlu menyeimbangkan antara perlindungan moral generasi muda dan kebebasan digital masyarakat.

pengamat komunikasi digital menilai solusi terbaik bukan pemblokiran, melainkan edukasi literasi digital dan pengawasan orang tua, agar anak-anak memahami perbedaan antara hiburan dan kekerasan nyata.

Tag
Share