bacakoran.co

Pilu! Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal usai Ditolak 4 Rumah Sakit di Jayapura, Gubernur Papua Minta Maaf

Irene Sokoy, ibu hamil di Jayapura, meninggal setelah ditolak 4 rumah sakit./Kolase Bacakoran.co--Instagram @lambeundercover

“Layani dulu pasien, baru urus yang lain. Tidak ada alasan,” ujarnya. 

Ia mengaku telah meminta bantuan langsung kepada Menteri Kesehatan untuk memperbaiki layanan kesehatan di Papua.

Kasus ini juga mendapat perhatian dari Ketua Komite III DPD RI, Dr. Filep Wamafma. 

Ia menegaskan bahwa akses kesehatan adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, terlebih dalam kondisi darurat. 

“Saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Akses kesehatan itu kebutuhan dasar, apalagi di kondisi emergency berhadapan dengan nyawa. Kasus Ibu Irene Sokoy, warga Sentani ini kita kehilangan dua nyawa, ibu dan bayinya. Kejadian ini harus mendapat perhatian dan didalami secara khusus,” kata Filep dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/11/2025).

Peristiwa ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Papua. 

Banyak pihak menilai tragedi Irene Sokoy sebagai alarm keras bagi pemerintah daerah dan pusat untuk segera memperbaiki sistem kesehatan di Papua. 

Minimnya tenaga medis, rusaknya peralatan, serta birokrasi yang berbelit dianggap sebagai faktor utama yang memperburuk pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

Dengan adanya komitmen evaluasi dari Gubernur Papua dan sorotan dari DPR, masyarakat berharap tragedi serupa tidak lagi terjadi. 

Pilu! Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal usai Ditolak 4 Rumah Sakit di Jayapura, Gubernur Papua Minta Maaf

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co – tragedi memilukan menimpa seorang bernama irene sokoy (27), warga kampung hobong, distrik sentani, yang meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya setelah ditolak oleh 4 di kabupaten dan kota jayapura. 

peristiwa ini memicu gelombang keprihatinan dan kritik tajam terhadap kualitas layanan kesehatan di papua.

gubernur papua, matius derek fakhiri, menyampaikan permohonan maaf mendalam kepada keluarga korban. 

ia menyebut kejadian ini sebagai bukti nyata buruknya sistem pelayanan kesehatan di daerahnya. 

“saya mohon maaf atas kebodohan jajaran pemerintah dari atas sampai bawah. ini contoh kebobrokan pelayanan kesehatan di papua,” kata fakhiri saat mendatangi rumah keluarga irene di kampung hobong, sabtu (22/11/2025).

kronologi perjalanan tragis

menurut keterangan keluarga, irene mulai merasakan kontraksi pada minggu siang (16/11/2025). 

keluarga segera membawanya menggunakan speedboat menuju rsud yowari. 

namun, penanganan medis tidak segera dilakukan karena dokter kandungan tidak berada di tempat. 

proses pembuatan surat rujukan pun berlangsung sangat lambat. 

“pelayanan sangat lama. hampir jam 12 malam surat belum dibuat,” ujar abraham kabey, kepala kampung hobong sekaligus mertua korban.

direktur rsud yowari, maryen braweri, menjelaskan bahwa irene datang dengan kondisi pembukaan lima. 

hingga pukul 22.10 wit, pembukaan sudah lengkap dan bayi mulai terlihat. 

namun, kondisi jantung janin menurun sehingga dokter menyarankan operasi caesar. 

sayangnya, rumah sakit hanya memiliki satu dokter kandungan yang saat itu sedang berada di luar kota. irene kemudian dirujuk ke rs dian harapan dengan ambulans.

di rs dian harapan, keluarga kembali mendapat kabar buruk. 

ruang bpjs kelas iii penuh dan dokter anestesi tidak tersedia. pasien lalu dibawa ke rsud abepura, tetapi ditolak karena ruang operasi sedang direnovasi. 

rumah sakit terakhir yang dituju adalah rs bhayangkara. 

di sana, keluarga diminta membayar uang muka rp 4 juta karena ruang bpjs penuh dan hanya tersedia ruang vip. karena tidak membawa uang, keluarga berencana membawa irene ke rsud jayapura. 

namun, di tengah perjalanan, irene mengalami kejang-kejang dan meninggal dunia pada senin (17/11/2025) pukul 05.00 wit.

reaksi pemerintah dan dpr

gubernur fakhiri menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh rumah sakit di papua. 

ia bahkan berencana mengganti direktur rumah sakit yang berada di bawah pemerintah provinsi. 

“saya mengaku banyak peralatan medis rusak karena tidak dikelola dengan baik. saya pastikan akan membenahi semua ini,” tegasnya.

fakhiri juga menekankan pentingnya mengutamakan keselamatan pasien di atas segala prosedur administrasi. 

“layani dulu pasien, baru urus yang lain. tidak ada alasan,” ujarnya. 

ia mengaku telah meminta bantuan langsung kepada menteri kesehatan untuk memperbaiki layanan kesehatan di papua.

kasus ini juga mendapat perhatian dari ketua komite iii dpd ri, dr. filep wamafma. 

ia menegaskan bahwa akses kesehatan adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, terlebih dalam kondisi darurat. 

“saya sangat prihatin dengan kejadian ini. akses kesehatan itu kebutuhan dasar, apalagi di kondisi emergency berhadapan dengan nyawa. kasus ibu irene sokoy, warga sentani ini kita kehilangan dua nyawa, ibu dan bayinya. kejadian ini harus mendapat perhatian dan didalami secara khusus,” kata filep dalam keterangan tertulis, sabtu (22/11/2025).

peristiwa ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat papua. 

banyak pihak menilai tragedi irene sokoy sebagai alarm keras bagi pemerintah daerah dan pusat untuk segera memperbaiki sistem kesehatan di papua. 

minimnya tenaga medis, rusaknya peralatan, serta birokrasi yang berbelit dianggap sebagai faktor utama yang memperburuk pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

dengan adanya komitmen evaluasi dari gubernur papua dan sorotan dari dpr, masyarakat berharap tragedi serupa tidak lagi terjadi. 

Tag
Share