bacakoran.co

Harga Beras Melonjak dan Air Bersih Langka, Warga Aceh Tengah Terancam Kelaparan usai Banjir Bandang

Aceh Tengah terisolir pascabanjir dan longsor. Warga kelaparan, harga beras melonjak, listrik padam, BBM dan air bersih langka./Kolase Bacakoran.co--Instagram @feedgramindo

BACAKORAN.CO – Kondisi masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah pascabanjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada 27 November 2025 semakin memprihatinkan. 

Wilayah ini masih terisolir akibat akses jalan yang tertutup material longsor, sementara ribuan warga kini menghadapi ancaman kelaparan dan krisis energi.

Ketua KNPI Aceh Tengah, Feri Yanto, menyampaikan bahwa situasi di lapangan sudah masuk kategori darurat. 

Menurutnya, masyarakat kesulitan mendapatkan bahan pangan pokok, terutama beras, yang kini tidak lagi tersedia di pasaran.

"Sekarang masyarakat Aceh Tengah kesulitan bahan pangan. Beras tidak ada lagi yang jual, masyarakat kelaparan," kata Feri Yanto di Aceh Tengah, Selasa.

Ia menambahkan, keterbatasan pasokan membuat warga mulai panik. 

Beberapa toko modern seperti Indomaret dan Alfamart yang masih menyimpan stok beras dan sembako menjadi sasaran penjarahan.

"Kemarin masyarakat mulai menjarah beberapa Indomaret dan Alfamart. Masyarakat marah karena mereka tutup, tapi di dalamnya masih ada stok beras dan sembako," ujarnya.

BACA JUGA:Warga Korban Banjir di Taput Keluhkan Bantuan Beras dari Helikopter Berserakan: Tidak Ada yang Bisa Dimakan!

BACA JUGA:Viral Video Pesta di Tengah Bencana Banjir Tui Kecaman, Wali Nagari di Sumbar Minta Maaf

Selain kelangkaan, harga bahan pokok yang masih tersedia di sejumlah toko grosir di Takengon dan kecamatan lain dilaporkan melonjak tajam. 

Beras kemasan 15 kilogram kini dijual hingga Rp500 ribu, jauh di atas harga normal. 

Kondisi ini memicu keluhan warga yang menilai kenaikan harga tidak wajar di tengah situasi darurat.

Seorang warga yang ditemui di Takengon mengaku sangat kesulitan memperoleh kebutuhan pokok. 

Harga Beras Melonjak dan Air Bersih Langka, Warga Aceh Tengah Terancam Kelaparan usai Banjir Bandang

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co – kondisi masyarakat di kabupaten aceh tengah pascabanjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada 27 november 2025 semakin memprihatinkan. 

wilayah ini masih terisolir akibat akses jalan yang tertutup material longsor, sementara ribuan warga kini menghadapi ancaman kelaparan dan krisis energi.

ketua knpi aceh tengah, feri yanto, menyampaikan bahwa situasi di lapangan sudah masuk kategori darurat. 

menurutnya, masyarakat kesulitan mendapatkan bahan pangan pokok, terutama beras, yang kini tidak lagi tersedia di pasaran.

"sekarang masyarakat aceh tengah kesulitan bahan pangan. beras tidak ada lagi yang jual, masyarakat kelaparan," kata feri yanto di aceh tengah, selasa.

ia menambahkan, keterbatasan pasokan membuat warga mulai panik. 

beberapa toko modern seperti indomaret dan alfamart yang masih menyimpan stok beras dan sembako menjadi sasaran penjarahan.

"kemarin masyarakat mulai menjarah beberapa indomaret dan alfamart. masyarakat marah karena mereka tutup, tapi di dalamnya masih ada stok beras dan sembako," ujarnya.

selain kelangkaan, harga bahan pokok yang masih tersedia di sejumlah toko grosir di takengon dan kecamatan lain dilaporkan melonjak tajam. 

beras kemasan 15 kilogram kini dijual hingga rp500 ribu, jauh di atas harga normal. 

kondisi ini memicu keluhan warga yang menilai kenaikan harga tidak wajar di tengah situasi darurat.

seorang warga yang ditemui di takengon mengaku sangat kesulitan memperoleh kebutuhan pokok. 

ia menyesalkan adanya pihak yang diduga memanfaatkan bencana untuk mencari keuntungan.

“beras, indomie, dan telur sudah habis di toko grosir. kalau pun ada, harganya sangat mahal dan tidak wajar, kita sedang tertimpa musibah. toko-toko yang masih ada stok jangan mematok harga sesuka hati,” ujarnya, selasa (02/12/2025).

tidak hanya pangan, masyarakat juga menghadapi kelangkaan energi. 

gas lpg dan bahan bakar minyak (bbm) sulit ditemukan, membuat aktivitas sehari-hari lumpuh. 

kesulitan ini diperparah dengan terbatasnya akses air bersih, sehingga warga harus mencari sumber alternatif yang jauh dari pemukiman.

listrik di wilayah aceh tengah masih padam total sejak bencana terjadi. 

jaringan internet pun belum pulih, membuat komunikasi dan akses informasi masyarakat terhambat. 

kondisi ini semakin menambah rasa terisolir warga yang sudah berhari-hari menunggu bantuan.

banjir dan longsor yang melanda aceh tengah tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga merusak infrastruktur vital. 

jalan utama yang menghubungkan takengon dengan daerah lain tertutup material longsor, sehingga distribusi logistik terhenti. 

ribuan warga di desa-desa terdampak kini terjebak tanpa akses keluar.

sejumlah laporan menyebutkan, toko grosir dan pasar tradisional di wilayah terdampak mulai kehabisan stok beras, mie instan, telur, gula, hingga air mineral. 

warga yang masih berusaha mencari pasokan terpaksa membeli dengan harga tinggi, meski daya beli mereka semakin melemah.

dalam kondisi darurat ini, masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan lebih cepat. 

bantuan logistik, energi, dan air bersih sangat dibutuhkan untuk meringankan beban warga.

seorang warga menegaskan bahwa pemerintah harus memastikan distribusi bantuan berjalan lancar, terutama bagi mereka yang terisolir akibat jalan tertutup longsor.

“kami berharap pemerintah hadir lebih cepat. semua pihak harus ikut membantu agar beban warga bisa berkurang,” katanya.

krisis pangan dan energi di aceh tengah menegaskan betapa rentannya masyarakat ketika bencana besar melanda. 

tanpa akses jalan, listrik, dan komunikasi, warga terjebak dalam kondisi darurat yang berpotensi menimbulkan masalah sosial lebih besar. 

penjarahan yang mulai terjadi menjadi tanda bahwa kebutuhan dasar tidak lagi terpenuhi.

pemerintah daerah bersama aparat keamanan diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk mengendalikan situasi, menyalurkan bantuan, serta menindak pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari penderitaan warga.

Tag
Share