BGN Usulkan Sopir Pengantar MBG Pakai Kostum Power Rangers Agar Siswa Makan Sayur
Wakil Kepala BGN usulkan sopir pengantar MBG memakai kostum Power Rangers agar anak-anak antusias makan bergizi, termasuk sayuran./Kolase Bacakoran.co--Instagram @lambe_turah
BACAKORAN.CO – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang, melontarkan gagasan unik untuk meningkatkan minat anak-anak dalam mengonsumsi makanan bergizi.
Ia mengusulkan agar sopir mobil pengantar program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengenakan kostum tokoh pahlawan super Power Rangers saat mendistribusikan makanan ke sekolah-sekolah.
Ide tersebut disampaikan Nanik dalam kegiatan Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG serta Pengawasan dan Pemantauan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Minggu (14/12/2025).
Menurutnya, pendekatan kreatif diperlukan agar edukasi gizi tidak hanya berhenti pada menu makanan, tetapi juga menyentuh psikologis anak-anak dengan cara yang menyenangkan.
“Kami berikan pengemudi itu kostum Power Rangers, jadi antusiasme mereka itu makin tinggi. Bilang ke siswa, besok saya akan bawa Power Rangers ke sini lagi, kalau pada mau makan sayur. Besok tak (saya) bawakan jajan, sekali-sekali bawakan burger atau apa, gitu, tetapi dengan catatan makan sayur,” kata Nanik.
Edukasi Gizi di Sekolah
Nanik menekankan bahwa peran Kepala SPPG tidak hanya sebatas mengawasi distribusi makanan, tetapi juga aktif memberikan edukasi gizi kepada siswa.
Ia meminta agar Kepala SPPG meluangkan waktu khusus untuk masuk ke kelas bersama guru dan menjelaskan kandungan gizi dalam setiap porsi MBG.
“Minta waktu satu jam (kepada kepala SPPG) untuk menjadi guru di kelas, nanti ganti ke kelas berikutnya. Jelaskan soal pentingnya makan bergizi,” ujarnya.
Dengan cara ini, anak-anak diharapkan lebih memahami manfaat makanan bergizi bagi pertumbuhan mereka.
Edukasi langsung di kelas juga dianggap efektif untuk membangun kesadaran sejak dini.
Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan
Selain menyasar siswa, Nanik mendorong SPPG untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan di puskesmas, kader posyandu, serta organisasi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Penyuluhan gizi tidak hanya penting bagi anak-anak sekolah, tetapi juga bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.