bacakoran.co

Jerman Latih Guru Imigran untuk Atasi Krisis Kekurangan Pengajar, Program Lehrkräfte PLUS Jadi Solusi

Jerman melatih guru imigran lewat program Lehrkräfte PLUS untuk mengatasi krisis kekurangan pengajar. - -

BACAKORAN.CO - Jerman saat ini tengah menghadapi krisis kekurangan guru yang semakin serius.

Puluhan ribu tenaga pengajar dibutuhkan untuk menjaga kualitas pendidikan, terutama di sekolah kejuruan dan sekolah dengan latar belakang murid multikultural.

Di tengah situasi genting ini, Jerman mulai melirik solusi yang selama ini kurang dimaksimalkan: guru imigran berpengalaman dari luar negeri.

Salah satu contoh nyata adalah Inge Pizarro Krause, guru asal Cile berusia 33 tahun.

BACA JUGA:Polisi Ungkap Identitas 16 Korban Tewas Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Krapyak Semarang

Ia memiliki latar belakang pendidikan guru selama delapan tahun serta dua tahun pengalaman mengajar di kota Via del Mar.

Namun, ketika tiba di Jerman, Krause harus menghadapi kenyataan pahit: pengalamannya belum tentu langsung diakui.

“Rasanya seperti harus memulai dari nol lagi, itu sangat membuat frustrasi,” ujar Krause.

Meski sudah berpengalaman, ia tetap harus mempelajari bahasa Jerman, sistem pendidikan, serta metode pedagogi lokal agar bisa kembali mengajar.

BACA JUGA:Warga Protes Pembangunan Gedung Koperasi Merah Putih Karena Ancam Fasilitas Lapangan Bola

Harapan Krause akhirnya datang melalui program Lehrkräfte PLUS, sebuah inisiatif pendidikan yang dirancang khusus untuk membantu guru imigran berintegrasi ke dalam sistem sekolah Jerman.

Sejak Agustus 2025, ia mengikuti pelatihan intensif selama 12 bulan yang mencakup kursus bahasa Jerman, pedagogi, serta praktik mengajar langsung.

Program ini dijalankan di lima universitas di negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Bosnia, Kirgizstan, Ukraina, hingga Amerika Latin. Total, ada 24 peserta dalam satu angkatan.

Lehrkräfte PLUS pertama kali digagas pada 2018 oleh Semra Krieg dan Ariane Elshof.

Jerman Latih Guru Imigran untuk Atasi Krisis Kekurangan Pengajar, Program Lehrkräfte PLUS Jadi Solusi

Melly

Melly


bacakoran.co - jerman saat ini tengah menghadapi krisis kekurangan guru yang semakin serius.

puluhan ribu tenaga pengajar dibutuhkan untuk menjaga kualitas pendidikan, terutama di sekolah kejuruan dan sekolah dengan latar belakang murid multikultural.

di tengah situasi genting ini, jerman mulai melirik solusi yang selama ini kurang dimaksimalkan: guru imigran berpengalaman dari luar negeri.

salah satu contoh nyata adalah inge pizarro krause, guru asal cile berusia 33 tahun.

ia memiliki latar belakang pendidikan guru selama delapan tahun serta dua tahun pengalaman mengajar di kota via del mar.

namun, ketika tiba di jerman, krause harus menghadapi kenyataan pahit: pengalamannya belum tentu langsung diakui.

“rasanya seperti harus memulai dari nol lagi, itu sangat membuat frustrasi,” ujar krause.

meski sudah berpengalaman, ia tetap harus mempelajari bahasa jerman, sistem pendidikan, serta metode pedagogi lokal agar bisa kembali mengajar.

harapan krause akhirnya datang melalui program lehrkräfte plus, sebuah inisiatif pendidikan yang dirancang khusus untuk membantu guru imigran berintegrasi ke dalam sistem sekolah jerman.

sejak agustus 2025, ia mengikuti pelatihan intensif selama 12 bulan yang mencakup kursus bahasa jerman, pedagogi, serta praktik mengajar langsung.

program ini dijalankan di lima universitas di negara bagian nordrhein-westfalen (nrw) dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti bosnia, kirgizstan, ukraina, hingga amerika latin. total, ada 24 peserta dalam satu angkatan.

lehrkräfte plus pertama kali digagas pada 2018 oleh semra krieg dan ariane elshof.

sejak awal, program ini membawa semangat bahwa integrasi tenaga pendidik asing bukan hanya mungkin, tetapi juga sangat dibutuhkan.

menurut elshof, banyak guru imigran memiliki kualitas akademik tinggi dan dedikasi luar biasa, namun terhambat birokrasi yang berbelit.

padahal, di sisi lain, jerman sangat membutuhkan mereka.

“jerman tidak boleh menyia-nyiakan potensi seperti ini. mereka adalah guru sejati yang mencurahkan hati dan jiwa untuk pendidikan,” tegasnya.

studi dari universitas potsdam menunjukkan hasil positif: peserta program merasa lebih percaya diri, kemampuan bahasa jerman meningkat signifikan, dan mayoritas ingin mengajar di jerman dalam jangka panjang.

bahkan, sebagian besar merekomendasikan program ini kepada imigran lain yang memiliki latar belakang serupa.

meski terbukti efektif, program lehrkräfte plus menghadapi tantangan serius dalam hal pendanaan.

saat ini, pendanaan hanya dijamin hingga akhir 2027. padahal, minat sangat tinggi.

untuk angkatan agustus 2026, sudah ada lebih dari 50 pendaftar, sementara kuota terbatas.

situasi ini diperparah dengan berakhirnya program nasional lain seperti refugee teachers program yang diluncurkan pada 2016 dan kini sudah dihentikan.

keberhasilan program ini juga tercermin dari kisah natalia zemlianskaia, guru asal ukraina.

setelah lebih dari 20 tahun mengajar bahasa inggris di odesa, ia harus mengungsi ke jerman pada 2022.

berkat lehrkräfte plus, ia magang di sekolah kejuruan bonn dan kini resmi mengajar bahasa inggris serta bahasa jerman untuk siswa dari berbagai negara.

“bagian terbaik dari program ini adalah kombinasi kursus bahasa dan magang, meskipun kemampuan bahasa jerman kami belum sempurna,” katanya.

zemlianskaia menilai, yang paling dibutuhkan guru imigran adalah dukungan mentor, keterbukaan sekolah, dan pengakuan kualifikasi yang lebih cepat.

ia berharap program seperti lehrkräfte plus tidak hanya tersedia di beberapa kota, tetapi diperluas secara nasional dan dipromosikan lebih luas.

“gelar dari luar negeri seharusnya lebih mudah diakui. saya bukan pemula, saya guru berpengalaman,” pungkasnya.

Tag
Share