"Bapak Menteri langsung ke lantai 8. Langsung, ya gitulah kejadiannya. Dengan tidak, ya tidak etis ya seperti itu, membentak saya menyuruh saya keluar di hadapan anak-anak magang, di depan staf saya, jadi memang sudah di luar logika," katanya.
Ia mengatakan sejumlah pegawai yang bekerja untuk melayani menteri merasa khawatir dengan kejadian yang menimpa dirinya juga terjadi pada mereka.
Setelah kejadian tersebut sejumlah ASN di Kemendiktisaintek pun ikut unjuk rasa.
Mereka mempertanyakan soal status Neni yang dipecat tiba-tiba, Neni pun mengaku juga akan mengadukan masalah tersebut ke DPR.
"Status saya nih apakah beneran dipecat atau enggak? Karena itu kan tidak ada dasar hukum yang jelas nasib saya. Saya saja enggak tahu hari ini saya mau kerja gimana. Sebenarnya kita semua sudah pengin, kalau memang tidak berubah juga ya, kita mau merencanakan untuk menurunkan beliau," ucapnya.
Sekjen Kemendiktisaintek Togar M. Simatupang menyatakan pemberhentian ASN di lingkungan Kemdiktisaintek tak dilakukan secara mendadak.
"Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat layanan dan mutu yang harus dijamin oleh bagian atau individu. Ada perbedaan dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan," kata Togar.
Ia pun menyebutkan kementerian membuka ruang dialog. Menurut Togar, situasi saat ini tak perlu ditanggapi secara reaktif.
Togar mengatakan kementerian tak berhenti pada opsi pemberhentian, tapi juga masih ada opsi lainnya.
Sementara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Khairul Munadi Kemendiktisaintek menyebut pergantian itu bukan pemecatan melainkan kebijakan rotasi hingga mutasi.
Tujuannya, kata dia, untuk memberikan pengalaman kerja (tour of duty).
"Rotasi, promosi, dan mutasi ASN pada masa transisi Kementerian ini merupakan hal yang lumrah sebagai upaya penyegaran organisasi dan tour of duty," kata Khairul dalam siaran pers, Senin (20/1).
Menteri Satryo sampai saat ini belum memberikan keterangan ihwal polemik pemecatan yang terjadi di lingkungan kementeriannya.