BACAKORAN.CO - Di tengah tekanan global yang menggila, Bank Indonesia (BI) akhirnya “turun gunung” untuk menyelamatkan rupiah yang hampir terjerembab ke level terendah sepanjang sejarah.
Hasilnya, nilai tukar rupiah berhasil ditahan di angka Rp16.850 per dolar AS saat pembukaan pasar, Selasa (8/4/2025).
Langkah sigap ini disampaikan langsung oleh R. Triwahyono, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI.
“Kami lakukan intervensi dan alhamdulillah kurs rupiah bisa stabil di kisaran Rp16.800-an sejak pasar dibuka,” ujarnya seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
BACA JUGA:Kebijakan Trump buat IHSG Rontok! Anjlok 9% di Pembukaan, Trading Halt Jadi Penahan Jatuh Bebas!
Sentimen Trump Bikin Pasar Goyang
Rupiah memang dibuka melemah 1,78 persen dibanding penutupan terakhir sebelum libur Lebaran (27 Maret 2025), di mana kala itu sempat menguat tipis 0,12 persen.
Kini, badai datang dari arah Gedung Putih.
Langkah Presiden AS Donald Trump yang kembali menggulirkan tarif dagang resiprokal hingga 32 persen terhadap Indonesia membuat pasar keuangan Indonesia goyah.
BACA JUGA:Indonesia Gelap! Badai PHK Bakal Terjang Indonesia Imbas Kebijakan Tarif Trump, Segini Perkiraannya
BACA JUGA:Efek Trump Buat Rupiah Terpuruk ke Titik Terendah Sepanjang Sejarah, Dolar Tembus Rp17.000!
Keputusan itu muncul di tengah isu defisit perdagangan AS terhadap Indonesia dan memicu eksodus investor asing serta tekanan ekstrem di pasar valuta asing.
Intervensi NDF Jadi Senjata Utama
Sebagai respons cepat, BI menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Senin (7/4/2025), dan memutuskan untuk masuk ke pasar Non Deliverable Forward (NDF) -- arena pertarungan mata uang di luar negeri yang kerap mempengaruhi psikologis pasar dalam negeri.