Pengakuan ini menambah daftar panjang kekecewaan para pencari kerja terhadap efektivitas job fair di Indonesia.
Pengakuan ini sejalan dengan laporan dari beberapa sumber terpercaya.
Dilansir dari detik.com, banyak pencari kerja yang melamar melalui job fair tidak mendapatkan panggilan interview atau balasan, sehingga muncul anggapan bahwa lowongan kerja di job fair hanya formalitas belaka.
BACA JUGA:Yang Masih Nganggur Dan Jadi Beban Keluarga Merapat Yuk, Datang ke Job Fair Ini Ya, Ada 1500 Loker
Penelitian dari Enrichment: Journal of Management (2019) juga menunjukkan bahwa efektivitas job fair sering kali dipertanyakan.
Dalam studi berjudul Pelaksanaan Paperless Job Fair di UPH Kampus Surabaya oleh Julistiono et al., disebutkan bahwa job fair lebih banyak digunakan untuk meningkatkan brand awareness perusahaan daripada merekrut karyawan secara langsung.
Hal ini dikuatkan oleh karirfair.com yang menyebutkan bahwa salah satu tujuan perusahaan mengikuti job fair adalah “membangun brand awareness yang tidak hanya ditujukan kepada para pencari kerja namun juga guna mendapatkan koneksi baru.”
@andri_bahari (31 Mei 2025, 08:45 WIB): "Job fair emang ga guna, cuma buang tenaga dan waktu doang."
@RizkyP_ (31 Mei 2025, 09:12 WIB): "Makanya bikin startup, daripada buang tenaga buat antri jobfair."
BACA JUGA:United Tractors Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Ini Syarat dan Link
@dinaaulia (31 Mei 2025, 09:30 WIB): "Emang bener sih, aku dulu pernah ikut job fair, cuma disuruh daftar online, ga ada hasilnya."
@bintangpratama (31 Mei 2025, 10:05 WIB): "Perusahaan jaman sekarang emang kebanyakan gimmick, kasian para pencari kerja."
@lisa_mn (31 Mei 2025, 10:22 WIB): "Ini beneran buat aku takut ikut job fair lagi, ternyata cuma buat branding doang."
Netizen juga menunjukkan rasa simpati kepada para pencari kerja. Dalam postingan lanjutan