Hati-Hati, Kol Goreng Bisa Picu Kanker! Ini Fakta Ilmiahnya Menurut Ahli Gizi

Sabtu 14 Jun 2025 - 20:38 WIB
Reporter : Melly
Editor : Melly

BACAKORAN.CO - Siapa yang tak tergoda dengan kriuk-nya kol goreng sebagai pelengkap pecel lele atau ayam penyet? Rasanya gurih, renyah, dan bikin nagih.

Tapi tahukah kamu, di balik kenikmatannya, kol goreng ternyata menyimpan potensi bahaya serius bagi kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.

Dilansir dari pernyataan Zuraidah Nasution, Dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University, proses pengolahan sayur dengan cara digoreng terutama dengan metode deep frying atau rendam minyak bisa merusak kandungan nutrisi penting dalam kol.

"Sayuran seperti kol memang kaya vitamin, tapi jika digoreng dalam suhu tinggi, zat gizi mikro, terutama vitamin larut air, bisa rusak. Selain itu, proses ini justru menambah lemak jenuh yang tidak baik bagi tubuh," jelas Zuraidah melalui kanal resmi IPB TV.

BACA JUGA:Mitos Atau Fakta! Ternyata Mengkonsumsi Kol Goreng Dapat Menjadi Pemicu Kanker, Kok Bisa?

BACA JUGA:Jangan Tunggu Parah! Kenali Ciri dan Stadium Kanker Payudara Sejak Dini Biar Peluang Sembuh Lebih Besar

Saat kol digoreng dengan suhu tinggi, air dalam jaringan kol akan menguap dan menciptakan rongga. Rongga ini kemudian akan terisi minyak goreng yang berlebihan.

Akibatnya, satu lembar kol goreng yang tampak tidak bersalah bisa menjadi ‘bom kalori’ kecil yang diam-diam meningkatkan asupan lemak harian kita.

“Tanpa sadar, kita memasukkan ekstra lemak ke dalam tubuh hanya karena ingin sensasi kriuk," tambah Zuraidah.

Yang lebih mengkhawatirkan, penggorengan pada suhu tinggi dapat memicu oksidasi minyak, menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrilamida dan zat karsinogenik lainnya.

BACA JUGA:5 Penyakit yang Menyebabkan Kematian Terbanyak di Indonesia, Nomor 1 Bukan Kanker!

BACA JUGA:5 Manfaat Susu Kunyit untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Mengurangi Risiko Kanker & Menjaga Kadar Gula Darah

Senyawa ini, jika masuk ke tubuh secara terus-menerus, berisiko memicu penyakit degeneratif seperti kanker dalam jangka panjang.

Tenang, bukan berarti kamu harus berhenti makan kol.

Zuraidah menyarankan cara pengolahan alternatif seperti tumis ringan, kukus, atau oven dengan sedikit minyak, untuk menjaga tekstur sayur tetap menarik tanpa kehilangan nutrisinya.

Kategori :