Ini Pesan Gubernur Dedi Mulyadi Jelang Piala Presiden 2025 di Stadion si Jalak Harupat

Minggu 22 Jun 2025 - 10:06 WIB
Reporter : Kumaidi
Editor : Kumaidi

BACAKORAN.CO - Gubernur Jawa barat Dedi Mulyadi menyambut baik pelaksanaan Piala Presiden di Bandung. Ini karena turnamen pramusim itu akan dikonsentrasikan pelaksanaannya di Stadion si Jalak Harupat, Soreang.

Pelaksanaannya pada 6 Juli hingga 13 Juli 2025. Pesertanya 6 tim dari Indonesia dan luar negeri.

Untuk tim asal Indonesia ada tuan rumah Persib Bandung. Lalu Dewa United, dan juara 4 kali Piala Presiden yaitu Arema FC. 

Selain itu ada Liga Indonesia All Star yang merupakan tim diisi pemain-pemain pilihan di Liga Indonesia. Kemudian untuk tim asal luar negeri ada Oxford United Inggris dan Port FC Thailand.

BACA JUGA:4 Kali Juara, Arema FC Yakin Bisa Jaga Dominasi di Piala Presiden 2025

Menurut Gubernur Dedi Mulyadi, penggunaan Stadion si Jalak Harupat bukan hanya soal kelayakan stadion secara teknis. Melainkan juga tentang kepercayaan dan kehormatan besar yang harus dijaga oleh masyarakat Jawa Barat.

“Digunakannya Stadion Si Jalak Harupat untuk turnamen Piala Presiden adalah sebuah kehormatan. Ini mahkota yang harus kita jaga, karena Piala Presiden adalah simbol supremasi olahraga tertinggi secara politik di negeri ini,” kata Dedi Mulyadi.

Lebih lanjut, sosok yang karib disapa KDM tersebut menyatakan momentum Piala Presiden 2025 juga menjadi penggerak ekonomi dan hiburan masyarakat di tengah masa libur sekolah. 

Oleh karena itu, ia yakin pertandingan yang dimainkan akan ramai ditonton.


Gubernur Dedi Mulyadi ketika melakukan pengecekan Stadion si Jalak Harupat bersama OC Piala Presiden 2025-pssi-

“Kita ingin mendorong anak-anak dan keluarga untuk menonton sepak bola. Dan setiap keramaian itu pasti mendorong ekonomi," ujarnya. 

Pedagang akan tumbuh, pembeli datang, interaksi terjadi, dan roda ekonomi berputar. Bukan karena mobilisasi, tapi karena rasa cinta,” ucapnya.

BACA JUGA:Belum Apa-Apa Jadwal Piala Presiden 2025 Sudah Berubah, Oxford United vs Liga Indonesia All Star Buka di SUGBK

Tidak hanya dari sisi ekonomi, KDM juga menyoroti pentingnya membangun budaya menonton sepak bola yang sehat dan mendidik. Ia mau suporter mendukung klub kesayangannya tanpa merugikan.

“Suporter Indonesia harus dibangun tradisinya menjadi suporter yang baik. Dulu ada anggapan ‘kumaha aing’ itu keliru," ucapnya.

Kategori :