BACAKORAN.CO - Perdana Menteri Israel Netanyahu mengapresiasi tindakan Amerika Serikat yang membom fasilitas nuklir di Iran yaitu Fordow, Natanz dan Isfahan.
Netanyahu mengatakan ini adalah tindakan berani yang bisa mengubah sejarah.
"Presiden Trump dan saya sering berkata: 'Perdamaian melalui kekuatan.' Pertama datang kekuatan, lalu datang perdamaian. Dan malam ini, Donald Trump dan Amerika Serikat bertindak dengan sangat kuat," kata Netanyahu dalam pidato video pada Ahad, 22 Juni 2025, dikutip Bacakoran.co dari NDTV World.
"Tuhan memberkati Amerika. Tuhan memberkati Israel. Semoga Tuhan memberkati aliansi kita yang tak tergoyahkan, iman kita yang tak tergoyahkan," sambungnya.
BACA JUGA:Amerika Serikat Resmi Umumkan Bom 3 Fasilitas Nuklir, Iran: Tak Ada Kerusakan Serius
Diketahui juga dalam pidato video terpisah, Netanyahu memberi tahu warga Israel bahwa ia telah berjanji bahwa fasilitas nuklir Iran akan "dihancurkan".
"Janji ini terpenuhi," katanya.
Sebelumnya Israel kembali serang Iran, kali ini menyasar fasilitas nuklir Isfahan yang ada di wilayah Iran bagian tengah, Sabtu (21/6/2025.
Otoritas Teheran juga menyebutkan penyerangan ini tidak ada kebocoran berbahaya atau risiko bagi penduduk akibat serangan itu.
Serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Isfahan itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), dilaporkan oleh kantor berita Fars yang mengutip seorang pejabat keamanan Iran, yang tidak disebut namanya.
Dalam serangan ini, disebutkan bahwa serangan Tel Aviv itu melanda pada Sabtu (21/6) dini hari waktu Iran.
BACA JUGA:Rudal Iran Terus Berdatangan, Walikota Haifa Israel Minta Perang Segera di Akhiri: Saya Tidak Suka
Israel ini melancarkan beberapa serangan, termasuk terhadap fasilitas nuklir Isfahan dan pejabat keamanan Iran itu menambahkan bahwa sistem pertahanan udara Teheran menghadapi serangan Tel Aviv tersebut.
"Sebagian besar suara ledakan yang terdengar dalam serangan ini terkait dengan aktivitas pertahanan udara," sebut pejabat keamanan Iran tersebut.
Disebutkan juga oleh pejabat keamanan Teheran itu bahwa tidak ada "kebocoran material berbahaya" akibat serangan tersebut.