BACA JUGA:Heboh! Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Punya Pantai dan Tradisi Unik yang Harus Kamu Tahu
Tak hanya warga lokal, pengunjung datang dari Klaten, Salatiga, Magelang, bahkan Sumatera.
Beberapa di antaranya rela menginap semalam di mobil atau rumah warga demi mengikuti prosesi dari awal hingga akhir.
Warisan Budaya yang Terus Dilestarikan
Menurut juru kunci makam, Totok Sunyoto, tradisi ini telah berlangsung turun-temurun sejak zaman Kerajaan Demak Bintoro.
BACA JUGA:Jangan Asal! Maulid Nabi Bid'ah atau Tradisi Berharga? Ini Jawaban Keren dari Ustaz Adi Hidayat..
BACA JUGA:Tau Ga Sih Bukan Hanya Viral, Desa Sukolilo Pati Juga Punya Tradisi Unik Lho, Seperti Apa Ya?
Ki Ageng Pantaran dikenal sebagai seorang wiku yang kemudian bersahabat dengan Syech Maulana Ibrahim Maghribi dan bersama-sama mendirikan Masjid Pantaran, yang diyakini sepantaran dengan Masjid Demak.
Pemerintah Kabupaten Boyolali pun turut mendukung pelestarian tradisi ini.
Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, berharap Buka Luwur dapat terus dikembangkan sebagai destinasi wisata religi yang memperkuat identitas budaya lokal.
Ritual yang Menyatukan Generasi
Menariknya, tradisi ini tidak hanya diikuti oleh kalangan tua, tetapi juga generasi muda yang ingin mengenal akar budaya mereka.
Anak-anak, remaja, hingga pemuda desa turut ambil bagian dalam prosesi, menunjukkan bahwa tradisi ini tetap relevan dan hidup di tengah arus modernisasi.
Kehadiran ribuan warga menjadi bukti bahwa budaya lokal masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
Potensi Wisata Religi dan Budaya
BACA JUGA:Tradisi Lebaran Unik di Indonesia! Ada yang Dari Kota Kamu? Yuk Baca Selengkapnya..