BACAKORAN.CO - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,7 magnitudo pada Rabu (30/7) yang menghantam wilayah Semenanjung Kamchatka di Rusia Timur Jauh ternyata juga berdampak ke Indoensia.
Gempa ini tercatat sebagai salah satu yang paling kuat dalam satu dekade terakhir, mengguncang kawasan pesisir dan menimbulkan ancaman serius berupa tsunami lintas negara.
Gempa bumi yang berpusat di 125 km tenggara Petropavlovsk-Kamchatsky, kota berpenduduk sekitar 165.000 jiwa, terjadi pada kedalaman 19,3 km. Getarannya begitu kuat sehingga memicu sistem peringatan dini tsunami di berbagai negara.
BMKG Indonesia merilis peringatan dini tsunami untuk wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Gorontalo.
BACA JUGA:BREAKING! Gempa Dahsyat M8,7 Guncang Rusia, Tsunami Siap Terjang Jepang!
"#Pemutakhiran, Peringatan Dini Tsunami di SULUT, MALUT, PAPUABAR, GORONTALO, Gempa Mag:8.6, 30-Jul-25 06:24:54 WIB..." demikian keterangan resmi BMKG.
Pihak berwenang di Indonesia mengimbau masyarakat pesisir tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari BMKG serta aparat setempat.
Sementara itu, negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat (Hawaii), dan wilayah Guam turut mengeluarkan peringatan bahaya tsunami dengan estimasi gelombang mencapai 3 meter.
Badan Meteorologi Jepang memprediksi gelombang tinggi akan tiba sekitar pukul 10.00 hingga 11.30 waktu setempat, sementara NHK menginstruksikan evakuasi bagi warga pesisir yang berisiko.
BACA JUGA:Harga Emas Antam Berkilau Usai Jatuh 4 Hari, Dipatok Rp 1,918 Juta, Ini Pemicunya!
BACA JUGA:Buset! Pemerintah Siapkan Rp 40 Triliun Untuk Industri Pengolahan Perkebunan, DIY Jadi Role Model
Pemerintah Rusia di Kamchatka segera bergerak mengevakuasi penduduk yang tinggal dekat pantai. Di kota Severo-Kurilsk yang terletak di ujung selatan semenanjung, perintah evakuasi juga diberlakukan.
Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, menyebut gempa ini “sangat serius” dan salah satu yang paling kuat dalam 10 tahun terakhir.
Jepang pun tak tinggal diam. Otoritas setempat memantau ketat perkembangan pergerakan laut dan terus memperbarui status ancaman melalui saluran informasi nasional.