BACAKORAN.CO - Pihak RSUD ungkap kondisi Rheza Sendy Pratama saat meninggal dunia setelah mengikuti aksi demo yang merupakan mahasiswa Amikom Yogyakarta.
RSUD dr Sardjito mengungkap bahwa Rheza adalah salah satu dari 29 pasien yang diterima oleh RS.
"Yang meninggal dunia, dari 29 itu 1 meninggal dunia," kata Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan kepada wartawan, dilansir Bacakoran.co dari Detiknews, Senin (1/9/2025)
Ia mengungkapkan pada saat Rheza masuk ke dalam RS tersebut sudah dalam keadaan tidak sadar saat tiba pada pukul 06.30 wib
BACA JUGA:Ratusan Anak Muda Iringi Pemakaman Rheza Sendy Pratama di Sleman, Mahasiswa Amikom Yogyakarta
BACA JUGA:Aksi Unjuk Rasa Merenggut Nyawa Rheza Shandy, AMIKOM Buka Suara: Turut Berduka Cita...
"(Iya) Tidak sadar (saat tiba di Sardjito)" ujarnya.
Pihak rumah sakit pun terus melakukan upaya untuk melakukan penanganan medis kepada Rheza.
"Ya kita selalu upayakan itu waktu itu. Ada tanda yang masih melemahkan itu ya posisinya," jelas dia.
Tenaga medis rumah sakit sudah berupaya maksimal tapi kondisi Rheza tidak bisa selamat dan dinyatakan meninggal dunia.
BACA JUGA:Rheza Sendy Mahasiswa Asal Jogjakarta Jadi Korban Kebriangasan Polisi Hingga Tewas
BACA JUGA:Rumah Dijarah, Ahmad Sahroni Ciut Enggan Pulang ke Indonesia: Demi Keselamatan Keluarga
"Pasien masuk di kami jam 06.30 WIB, masuk sudah dalam kondisi jelek begitu. Kemudian tim medis kami melakukan namanya RJP, resusitasi jantung. Secara maraton, sekitar 30 menit, namun demikian jam 07.06 WIB kami menyatakan beliau meninggal dunia," jelas dia.
Ia juga menjelaskan terkait dengan penyebab kematian Rheza, pihaknya masih menegakkan diagnosis henti jantung.
"Kebetulan pula kemarin dari pihak keluarga juga tidak berkenan untuk dilakukan visum lebih lanjut, sehingga diagnosa cardiac arrest ini masih kita tegakkan dengan cardiac arrest. Penyebab kematian ya cardiac arrest (henti jantung) itu," ujarnya.