BACA JUGA:AS (Terus) Berulah! Tolak Visa Presiden Palestina untuk Sidang Umum PBB
Di media sosial, tagar RhezaSendyPratama dan JogjaBerduka mulai ramai digunakan sebagai bentuk penghormatan dan dukungan moral.
Banyak yang menganggap insiden ini sebagai bentuk represif terhadap gerakan mahasiswa yang seharusnya dilindungi dalam ruang demokrasi.
BEM Universitas Amikom Yogyakarta menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kepergian Rheza.
Doa dan harapan agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan terus mengalir dari berbagai kalangan.
BACA JUGA:Jarah Rumah Ahmad Sahroni, Massa Temukan Ijazah Nilai Rata-rata 6, Netizen: Yang Tolol Kamu!
BACA JUGA:Rumah Sri Mulyani di Bintaro Tak Luput Dijarah Warga, Dianggap Mafia Pajak
Kepada keluarga yang ditinggalkan, masyarakat berharap agar diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini.
Kematian Rheza bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan kampus, tetapi juga menjadi simbol luka bagi gerakan mahasiswa Indonesia.
Ia gugur bukan karena musibah biasa, melainkan dalam barisan perjuangan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi suara-suara muda yang ingin perubahan.
Rheza Sendy Pratama telah pergi, namun semangat perjuangannya tetap hidup.
BACA JUGA:Heboh, Komisi XI DPR RI Berkunjung ke Sydney Australia saat Demo DPR, Ini Daftar Agendanya!
BACA JUGA:Gelombang Protes Membesar! Nicholas Saputra Hingga Aktivis Desak Kapolri Mundur Pasca Tragedi Affan
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa suara mahasiswa adalah harapan, bukan ancaman.
Ruang demokrasi harus dijaga, bukan dibungkam. Semoga pengorbanan Rheza menjadi cahaya bagi perjuangan yang lebih adil dan bermartabat.