BACAKORAN.CO -- Gelombang demontrasi mahasiswa di Timor Leste rusuh. Mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat keamanan setempat.
Ribuan massa yang didominasi mahasiswa sejak beberapa hari ini menggelar aksinya di dekat gedung parlemen di Dili, Timor Leste.
Demontrasi itu dipicu penolakan pembelian mobil dinas untuk masing-masing anggota parlemen disaat masih banyak warga yang berada di bawah garis kemiskinan.
Bahkan kemudian tuntutan mahasiswa meluas meminta kejelasan terhadap hak pensiun seumur hidup dan hak-hak istimewa lainnya yang ditujukan bagi anggota parlemen dan pejabat tinggi negara.
Kerusuhan sendiri pecah sejak Selasa (16/9). Hari itu, massa demonstran melempari gedung dengan batu dan dibalas tembakan gas air mata oleh polisi.
Dikutip dari Reuters, Rabu (17/9), demo yang awalnya damai berubah ricuh. Massa merusak gedung-gedung pemerintah hingga membakar ban. Massa juga melempar batu ke arah polisi sehingga polisi membalas dengan gas air mata.
Demonstrasi itu informasinya diorganisir oleh Mahasiswa Universitas Timor Leste (EUTL). Informasi menyebutkan jika mobil dinas yang hendak di beli merek Toyota Prado dengan anggaran mencapai Rp 69 Miliar
Parlemen sebelumnya menyetujui rencana pembelian Toyota Prado SUV itu sebagai mobil dinas. Menurut dokumen resmi parlemen, tender tersebut dijadwalkan selesai pada September ini.
Tentu saja rencana itu memicu kemarahan warga yang 40% di antaranya masih hidup di garis kemiskinan menurut Bank Dunia.
Karena diprotes, parlemen akhirnya menyerah dan membatalkan rencana pembelian mobil pada Selasa (16/9).
Parlemen dengan suara bulat mengadopsi resolusi untuk membatalkan proses pengadaan kendaraan baru yang tercantum pada anggaran 2025.
Demonstrasi terjadi saat Perdana Menteri Xanana Gusmao sedang berada di London untuk pertemuan mengenai perbatasan darat dan laut. Dia dijadwalkan kembali ke Dili pada 22 September.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Timor Leste (XEMGFA), Letjen Domingos Raul "Falur" Rate Laek, meminta demonstran tidak membakar rumah atau merusak fasilitas publik.
"Demonstrasi adalah hal yang biasa, hanya saja harus dilakukan secara damai. Jangan melakukan kekerasan, jangan melakukan kerusuhan, dan jangan lagi membakar rumah," ucapnya.