Meski Ribuan Anak Keracunan, BGN Ogah Stop Program Makan Bergizi Gratis: “Target Harus Jalan!”

Rabu 24 Sep 2025 - 09:28 WIB
Reporter : Yudha IP
Editor : Yudha IP

Hasil investigasi awal menunjukkan adanya kesalahan teknis.

“SPPG itu memasak terlalu awal sehingga masakan terlalu lama,” kata Dadan usai meninjau posko penanganan kasus Cipongkor, Rabu (24/9/2025), dilansir Kompas.com.

Ia menegaskan BGN telah menginstruksikan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak memasak terlalu dini.

Waktu ideal memasak dimulai pukul 13.30 agar jarak antara pengolahan dan distribusi tidak lebih dari empat jam.

BACA JUGA:Ratusan Siswa Keracunan Massal Usai Makan MBG di Bandung Barat, Ini Dugaan Penyebabnya

BACA JUGA:MBG Meresahkan dan Ratusan Siswa Alami Keracunan, Pemkab Bandung Barat Tetapkan Sebagai KLB!

“Pola memasak dan distribusi menjadi kunci utama agar kualitas makanan tetap terjaga,” ujar Dadan.

Selain itu, Dadan meminta SPPG baru membatasi jumlah sekolah yang dilayani saat awal operasional.

Jika target penerima manfaat mencapai ribuan, SPPG diminta mulai dari skala kecil, misalnya melayani dua sekolah dahulu.

Setelah terbiasa, jumlah pelayanan bisa ditambah secara bertahap.

Menurut Dadan, kesalahan teknis juga sempat terjadi di Banggai, Sulawesi Tengah, ketika pemasok bahan baku diganti secara mendadak.

BACA JUGA:Warganet Murka! Surat Perjanjian MBG Dikecam, DPRD Desak Cabut tapi Korwil SPPG Blora Kekeh Menolak, Isinya...

BACA JUGA:Program MBG di SDN Barkot Pamekasan Disorot Usai Temuan Ulat di Daun Selada, Kepala Sekolah Buka Suara!

Hal itu membuat kualitas makanan menurun drastis hingga menimbulkan kasus keracunan. “Segala sesuatu tidak boleh berubah secara drastis. Kalau mau ganti supplier harus bertahap,” tegas Dadan, seperti dikutip Kompas.com.

Meski keracunan berulang kali terjadi, BGN menegaskan manfaat MBG jauh lebih besar dibanding risikonya.

Dadan menyebut hanya sebagian kecil siswa yang trauma dan menolak makanan dari program tersebut.

Kategori :