“Kami sadari betul, di setiap kejadian pasti ada yang mengalami. Karena tiap kejadian ada anak yang tersakiti, orang tua waswas, dan kepercayaan publik yang tergores,” ucap Dadan dalam konferensi pers yang dilansir detikSumut.
Ia menambahkan pihaknya akan memperketat pengawasan, bahkan menghentikan sementara dapur SPPG yang bermasalah.
BACA JUGA:Ditelepon Presiden Prabowo Soal Food Tray MBG Mengandung Babi, Bos BGN Jelaskan Begini!
BACA JUGA:Siswa SD di Bireuen Alami Sakit Perut Usai Santap MBG, Ternyata Ditemukan Belatung dalam Makanan
“Bagi anak yang tidak ingin menerima untuk sementara waktu kita harus hormati,” katanya.
Meski begitu, ia menekankan mayoritas siswa tetap menikmati program ini.
“Banyak anak-anak ingin kembali mengonsumsi makanan bergizi. Jadi hanya sebagian kecil yang trauma,” ujar Dadan.
BGN juga menyebut dari total 1 miliar porsi makanan yang diproduksi sejak Januari 2025, hanya 4.711 porsi yang tercatat bermasalah.
Klaim ini berbeda dengan catatan organisasi sipil yang menyoroti lebih dari enam ribu siswa sudah menjadi korban keracunan.
BACA JUGA:Heboh! 157 Siswa di Banggai Kepulauan Alami Keracunan Usai Santap MBG
Dadan sendiri mengaku setiap hari “tidak bisa tidur nyenyak” karena selalu waswas akan muncul lagi kasus keracunan.
Meski demikian, ia tetap menegaskan program tidak akan dihentikan.
Pemerintah katanya sudah menyiapkan sejumlah langkah, mulai dari membentuk tim investigasi kasus keracunan, menghentikan sementara dapur SPPG bermasalah, hingga memperpendek jangkauan pengawasan dengan membuka kantor BGN di setiap kabupaten dan kota mulai 2026.
Kontroversi program Makan Bergizi Gratis kini berada di persimpangan jalan.
Pemerintah menegaskan program ini vital untuk perbaikan gizi anak Indonesia dan tidak bisa dihentikan, sementara publik menuntut keselamatan peserta didik diutamakan.