Dalam kondisi terdesak, ia bersiap menghadapi “perang” sosial demi mendapatkan pekerjaan baru dan mengembalikan martabatnya sebagai kepala keluarga.
BACA JUGA:Banyak Negara Akui Palestina, Selandia Tidak Mau Karena Hal ini!
BACA JUGA:Prabowo Panggil Kepala BGN Bahas Kasus Keracunan Program MBG, BGN Ungkap Penyebabnya
Plot film ini menyentuh isu-isu yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat urban saat ini, seperti ketidakpastian ekonomi, tekanan sosial, dan perjuangan kelas pekerja.
Park Chan Wook, yang dikenal lewat karya-karya seperti Oldboy dan The Handmaiden, kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam meramu cerita yang gelap namun penuh makna.
Ia berhasil mengemas konflik personal Man Soo menjadi thriller psikologis yang menggugah emosi dan mengajak penonton merenung.
Sebelum sukses besar di Korea, No Other Choice juga telah mencuri perhatian dunia internasional.
BACA JUGA:KPK Bongkar Skandal Kemnaker: Eks Dirjen Haryanto Minta Mobil Dari Agen TKA, Semua Aset Disita KPK
BACA JUGA:Heboh Video Gerombolan Kader PPP Baku Hantam di Arena Muktamar X, Netizen: Malu Sama Logo Partai!
Film ini memenangkan Penghargaan Pilihan Rakyat Internasional di ajang Festival Film Internasional Toronto (TIFF), sebuah pencapaian prestisius yang menandai kualitas sinematiknya.
Penghargaan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa karya Park Chan Wook kembali menorehkan jejak emas di panggung perfilman global.
Dengan pencapaian satu juta penonton dalam waktu singkat dan pengakuan dari festival bergengsi, No Other Choice bukan hanya sekadar film thriller biasa.
Ia adalah refleksi sosial, karya seni, dan bukti bahwa sinema Korea terus berkembang menjadi kekuatan global yang tak bisa diabaikan.