Namun, jumlah tersebut terus bertambah seiring waktu.
"Sementara data yang datang ke UGD 19 orang, sekarang ada penambahan orang lagi," kata Noni.
Ia merinci bahwa korban terdiri dari dua siswa SD, delapan siswa SMP PGRI Kadungora, dan sisanya mayoritas berasal dari SMP Negeri 1 Kadungora.
Petugas medis di puskesmas masih siaga penuh untuk menangani siswa dari tiga sekolah berbeda yang menunjukkan gejala keracunan.
Salah satu guru SMPN 1 Kadungora, Eros, turut membantu proses evakuasi siswa yang terdampak.
Ia menceritakan bagaimana ia membawa belasan siswa ke puskesmas.
"Tadi saya ikut bawa, ada 13 yang saya bawa. Sisanya pakai ambulans. Kalau tadi 20 siswa, tapi sekarang tidak tahu mungkin bertambah," ucap Eros dikutip Bacakoran.co dari CNNIndonesia.com.
BACA JUGA:MBG Bukan Sekadar Memberi Makan Gratis Tapi Hidupkan Perputaran Ekonomi di Daerah
BACA JUGA:Guru Penanggung Jawab MBG Dapat Bonus Harian Rp 100 Ribu, Ini Skemanya
Eros juga menyebutkan bahwa pihak sekolah telah mengeluarkan formulir digital untuk mendata siswa yang mengalami gejala keracunan.
"Tadi juga (pihak sekolah) ngeluarin google form, untuk pendataan siswa (yang alami keracunan)," katanya.
Menurut Eros, gejala yang dialami siswa meliputi mual, sakit perut, dan muntah.
"Gejalanya ya gitu. Mual, sakit perut. Kejadiannya sekitar jam 1-an siang," tambahnya.
Guru dan Balita Ikut Jadi Korban
Tak hanya siswa, seorang guru yang bertugas mencicipi makanan MBG juga dilaporkan mengalami gejala keracunan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Puskesmas Kadungora.
"Itu ada guru (korban) yang tester makanan," kata Noni.