Menu MBG yang dikonsumsi siswa terdiri dari nasi putih, oseng buncis, orek tempe, sekotak susu, pisang, dan telur puyuh rebus.
Makanan tersebut dipasok oleh SPPG dari Desa Drokilo, Kecamatan Kedungadem.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro mencatat rincian jumlah siswa yang terdampak sebagai berikut:
- SMAN 1 Kedungadem: 22 siswa dirawat di Puskesmas, 50 siswa dirawat di ruang UKS, dan 61 siswa tidak masuk sekolah karena sakit.
- MTs Plus Nabawi: 6 siswa mengalami sakit, 2 dirawat di Puskesmas, 3 di ruang UKS, dan 1 sudah dipulangkan lebih dulu.
- SDN Tumbrasanom: 4 siswa mengalami sakit perut dan pusing.
Seluruh Pasien Sudah Dipulangkan, Penyebab Masih Misterius
BACA JUGA:Diduga Keracunan Makanan MBG, Siswi SMK 1 Cihampelas Meninggal, Ini Kronologinya!
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bojonegoro, Ninik Susmiati, menyatakan bahwa seluruh siswa yang sempat dirawat telah dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Semua (pasien) yang dirawat di Puskesmas sudah dipulangkan,” ujar Ninik Susmiati, Kamis (2/10/2025).
Namun, Ninik menegaskan bahwa penyebab pasti dari dugaan keracunan tersebut masih belum diketahui.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan lingkungan sekolah masih dalam proses.
“Tidak menutup kemungkinan, penyebabnya bisa jadi karena faktor lain,” pungkasnya.
Ia menjelaskan bahwa kasus seperti ini memiliki banyak kemungkinan penyebab, mulai dari makanan, air minum, alat makan, hingga kondisi dapur dan lingkungan sekolah.
Insiden ini memicu sorotan terhadap pelaksanaan program MBG yang seharusnya menjadi solusi peningkatan gizi anak sekolah.
Pemerintah daerah dan penyedia layanan gizi diminta untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi, kualitas bahan makanan, serta proses pengolahan dan penyajian.