BACAKORAN.CO - Bangunan empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, roboh secara tragis pada Senin, 29 September 2025.
Musibah ini terjadi hanya beberapa jam setelah proses pengecoran lantai teratas rampung di pagi hari.
Sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri tengah melaksanakan salat Asar berjamaah di lantai bawah, struktur bangunan tiba-tiba runtuh hingga menyisakan puing-puing di lantai dasar.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menduga penyebab utama ambruknya bangunan adalah fondasi yang tidak mampu menopang beban konstruksi.
BACA JUGA:Simak! Bocoran Aturan Khusus Soal MBG Disiapkan Prabowo, Rampung Minggu Ini!
BACA JUGA:Astaga! Rp5 Triliun Dana Haji Diduga Bocor, Wamen Dahnil Ambil Langkah Ini!
“Diduga fondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai empat runtuh hingga lantai dasar,” ujarnya.
Arsitek sekaligus dosen Binus University, Denny Setiawan, menekankan pentingnya audit menyeluruh terhadap struktur bangunan.
Ia mempertanyakan apakah pembangunan melibatkan tenaga ahli seperti insinyur sipil atau arsitek, serta apakah metode pengecoran telah sesuai standar.
“Jangan-jangan triplek yang digunakan berkualitas rendah, sehingga mudah ambruk,” katanya.
BACA JUGA:Kacau! Dari 8.583 Dapur MBG, Baru 34 yang Bersertifikat: KSP Qodari Ingatkan Hal Penting ini
Denny juga menyoroti kemungkinan fondasi yang terlalu kecil dan tipis, yang seharusnya hanya menopang dua lantai, bukan tiga atau empat.
Ia menambahkan bahwa jika bangunan memiliki IMB atau PBG, maka seharusnya perencanaan melibatkan ahli konstruksi.
CEO SobatBangun, Taufiq Hidayat, turut menegaskan bahwa bangunan yang roboh tanpa faktor bencana alam kemungkinan besar memiliki struktur yang lemah.