Meskipun memulai karier profesionalnya di Bordeaux, hati Zidane selalu bersama Marseille, terutama setelah kemenangan bersejarah mereka di Liga Champions pada tahun 1993.
Berbicara kepada Mamadou Niang untuk Canal+ Afrique tahun lalu, ia mengenang kunjungannya ke Velodrome saat masa kecil.
"Dari usia 11 hingga 14 tahun, saya biasa pergi ke sana bersama teman-teman saya ke Virage Nord, di bawah papan skor. Saya menonton idola saya, seperti Enzo Francescoli dan Karl-Heinz Forster. Saya adalah pendukung Marseille,” kata Zidane.
Zidane adalah jantung dari tim Prancis yang memenangkan Piala Dunia pada tahun 1998 dan ia telah menginspirasi generasi pesepakbola muda Prancis yang kemudian memenangkan Piala Dunia lagi pada tahun 2018.
Sebenarnya Zidane tak sulit untuk melatih klub sepak bola top Eropa. Dia beberapa kali dibidik oleh Manchester United. Pengelola United,, Sir Jim Ratclife sangat ngefans dengan kepelatihan Zidane.
Namun Zidane menolak secara halus karena dia memang tak bisa berbahasa Inggris dengan fasih. Zidane hanya bisa berbicara Bahasa Prancis, Spanyol, dan Italia.
Ambisi Zidane selanjutnya adalah ingin menjadi pelatih timnas Prancis. Namun keinginan tersebut belum bisa dipenuhi karena pelatih timnas Prancis, Didier Deschamp masih terikat kontrak hingga tahun depan. (*)