BACAKORAN.CO – Ingkar janji sudah menjadi kebiasaan Israel yang kali ini melanggar gencatan senjata dengan membombardir Lebanon.
Dalam serangan udara terbaru itu, satu warga sipil tewas dan tujuh lainnya luka-luka di wilayah selatan Lebanon.
Ini menjadi bukti nyata jika gencatan senjata yang diteken setahun lalu kembali diinjak-injak tanpa ampun.
Ledakan keras mengguncang kota Shmistar, Bnaafoul, dan Ansar hampir bersamaan.
BACA JUGA:Dokumen Perceraian Bocor, Terungkap Alasan Mengejutkan di Balik Perceraian Andre Taulany
BACA JUGA:Begini Cara Pemerintah Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk dengan Harga Terjangkau
Serangan ini menghancurkan sejumlah fasilitas sipil dan membuat warga panik.
Presiden Lebanon Joseph Aoun langsung bereaksi keras, menuduh Israel sengaja melancarkan serangan untuk mengacaukan stabilitas nasional dan menghancurkan perekonomian rakyat Lebanon.
“Tindakan Israel ini adalah bagian dari kebijakan sistematis untuk menghancurkan infrastruktur, menghambat pemulihan ekonomi, dan merusak stabilitas nasional dengan alasan keamanan yang tidak berdasar,” tegas Aoun dalam pernyataannya, Jumat (17/10/2025).
Israel Klaim Serang ‘Sasaran Teroris’
BACA JUGA:Tragedi Mengerikan di Pabrik Sawit Malaysia, Pekerja Tewas Jatuh ke Mesin Penggilingan
Militer Israel mengakui telah melakukan operasi udara di Lebanon selatan, dengan dalih menargetkan “infrastruktur Hizbullah” di kawasan Mazraat Sinai.
Mereka juga mengklaim menyerang Green Without Borders, organisasi lingkungan yang disebut menjadi “topeng sipil” bagi aktivitas Hizbullah di perbatasan.
“Pasukan Pertahanan Israel telah menyerang fasilitas milik kelompok teroris Hizbullah di selatan Lebanon,” bunyi pernyataan resmi Tel Aviv.
Namun, laporan lapangan menyebut bahwa sebagian besar target justru fasilitas sipil, termasuk area pemukiman dan pusat kegiatan masyarakat.