BACAKORAN.CO - Kerusuhan besar mengguncang Kota Bavet, Kamboja, setelah puluhan warga negara Indonesia (WNI) nekat melarikan diri dari sebuah kompleks yang diduga menjadi pusat operasi penipuan atau scam daring berskala internasional.
Aksi pelarian yang berlangsung dramatis itu memicu kejar-kejaran dengan petugas keamanan lokal dan langsung menyita perhatian publik, baik di Kamboja maupun di Indonesia.
Dalam rekaman video amatir yang beredar luas di media sosial, tampak para WNI berlarian keluar dari kompleks dengan wajah panik.
Beberapa dari mereka terjatuh, namun tetap berusaha bangkit dan melanjutkan pelarian.
Di tengah kekacauan itu, suara teriakan warga sekitar terdengar jelas, menambah suasana mencekam yang menyelimuti insiden tersebut.
BACA JUGA:Tragis! WNI Bunuh Istrinya di Hotel Singapura, Lalu Serahkan Diri ke Polisi, Apa Motifnya?
Menurut laporan resmi dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, sebanyak 110 WNI berhasil diamankan oleh otoritas Kamboja dan kini tengah menjalani proses pemulangan ke tanah air.
“Semua korban dalam kondisi aman dan telah mendapat pendampingan dari KBRI Phnom Penh,” ujar juru bicara Kemenlu RI dalam pernyataan tertulis.
Para korban disebut telah bekerja secara paksa di dalam kompleks tersebut selama berbulan-bulan.
Mereka mengalami perlakuan tidak manusiawi, jam kerja yang melelahkan, serta ancaman fisik dan psikologis dari pihak pengelola yang diduga merupakan bagian dari sindikat kejahatan lintas negara.
Beberapa korban bahkan mengaku mengalami penyiksaan dan trauma berat selama berada di lokasi.
Kasus ini kembali menyoroti praktik perdagangan manusia yang berkedok tawaran kerja di luar negeri.
Banyak WNI tergiur oleh janji gaji tinggi dan pekerjaan bergengsi, namun justru dijebak untuk bekerja di jaringan penipuan digital seperti investasi palsu, love scam, dan judi online.