BACAKORAN.CO - Ancaman penipuan digital di Indonesia semakin mengkhawatirkan.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap bahwa sepanjang tahun 2024, mayoritas pengguna ponsel di Indonesia menerima pesan atau telepon scam setidaknya satu kali setiap minggu.
Temuan ini menegaskan bahwa kejahatan digital bukan lagi kasus sporadis, tetapi sudah menjadi masalah serius yang harus diwaspadai semua pengguna teknologi.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, dalam acara Ngopi Bareng yang digelar di kantor kementerian.
BACA JUGA:Hamas Atur Harga dan Pajak di Gaza? Laporan Reuters Ungkap Fakta Mengejutkan
Ia menyebutkan bahwa survei internal menunjukkan 65 persen pengguna seluler Indonesia pernah menerima SMS, telepon, atau pesan mencurigakan yang mengarah pada penipuan digital.
“Di 2024 itu mengatakan bahwa 65 persen pengguna seluler menerima SMS, telepon, atau pesan scam setidaknya sekali seminggu,” ujar Edwin, Jumat 14 November 2025.
Meskipun banyak masyarakat yang telah melaporkan kasus scam yang mereka alami, Edwin menilai angka laporan tersebut sebenarnya masih jauh dari kondisi sebenarnya.
Tidak sedikit korban yang memilih diam, malu, atau tidak tahu harus melapor ke mana.
BACA JUGA:Aksi Bikin Geram, PBNU Desak Gus Elham Segera Ditindak: Dakwah Apa itu? Merusak!
Padahal, ancaman ini tidak hanya meresahkan, tetapi juga menimbulkan kerugian yang sangat besar. Per Oktober 2025 saja, total kerugian akibat scam sudah mencapai Rp7 triliun.
“Bayangkan, 7 triliun. Ini menimbulkan kekhawatiran yang besar,” kata Edwin.
Kerugian tersebut mencakup berbagai jenis scam seperti phishing, penipuan pinjaman online ilegal, penipuan investasi bodong, hingga pembajakan akun WhatsApp yang terus marak terjadi.
Data OJK Ungkap Jumlah Korban Sangat Besar
BACA JUGA:Jaksa Gadungan Bersenpi di Pamulang Ditangkap: Modus ‘Bintang Satu’ Rugikan Korban hingga Rp310 Juta
Masalah ini semakin tergambar jelas melalui laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).