Meski bukan yang terbaru, Exynos 1480 sebenarnya masih punya tenaga yang lumayan, bahkan dalam beberapa pengujian menunjukkan performa lebih stabil daripada Snapdragon 6 Gen 3 pada Galaxy A36.
Perangkat yang muncul di Geekbench itu juga terlihat membawa RAM 6GB dan Android 16, serta mencatat skor 1158 poin single-core dan 3401 poin multi-core.
Angka ini bukan yang paling tinggi untuk kelas mid-range, namun tetap berada di level aman untuk penggunaan harian dan multitasking ringan.
Namun, banyak yang menilai bahwa memilih chipset lama bisa berdampak pada efisiensi daya dan performa jangka panjang.
BACA JUGA:HP Kamu Sering Ngelag? 5 Tips Ini Bisa Bantu HP Kamu Buar Nggak Mati Total dan Tetap Awet Kayak Baru
BACA JUGA:Pilihan HP Gaming Murah Meriah yang Wajib Masuk Wishlist Kamu Tahun Ini
Apalagi Exynos 1480 sebelumnya tidak menunjukkan peningkatan signifikan dibanding generasi sebelumnya, membuat sebagian pengguna merasa pilihan ini agak “niris”.
Strategi Lama Samsung Muncul Lagi
Meski demikian, langkah ini bukan hal baru bagi Samsung.
Perusahaan asal Korea Selatan itu memang punya rekam jejak panjang dalam menggunakan chipset yang sama pada beberapa generasi, terutama di lini menengah.
Contohnya, Galaxy A26 dan A35 sama-sama menggunakan Exynos 1280, meski chip tersebut sudah berumur.
BACA JUGA:Layar HP Semakin ‘Wah’: Kenapa Refresh Rate Tinggi Jadi Kebutuhan Wajib?
Strategi daur ulang chipset ini diyakini menjadi cara Samsung untuk menekan biaya produksi, sehingga harga rilis ponsel bisa tetap kompetitif.
Dalam beberapa kasus pada tahun 2016, pendekatan ini terbukti efektif menjaga harga tetap ramah dompet tanpa mengorbankan stabilitas performa.
Karena itu, langkah penggunaan Exynos 1480 di Galaxy A37 bisa jadi bukan kemunduran, melainkan strategi bisnis yang sudah diperhitungkan.
