Kasus ini kembali menyoroti betapa cepatnya informasi yang belum diverifikasi dapat memicu kepanikan di ruang digital.
Patung Liberty Asli di New York
Patung Liberty asli berdiri dengan ketinggian sekitar 93 meter di Liberty Island, Pelabuhan New York.
Monumen ini diresmikan pada 28 Oktober 1886, hasil rancangan Frédéric-Auguste Bartholdi dengan struktur internal karya Gustave Eiffel.
Patung berwujud perempuan tersebut merupakan simbol persahabatan antara Prancis dan Amerika Serikat, sekaligus representasi nilai kebebasan dan demokrasi.
BACA JUGA:Hoaks! Inilah Fakta di Balik Video Viral Jessica Radcliffe Pelatih Lumba-Lumba Diserang Orca
BACA JUGA:Jessica Radcliffe Diserang Orca? Fakta Mengejutkan di Balik Video Viral yang Bikin Heboh!
Dalam tradisi seni klasik Eropa, kebebasan kerap diwujudkan dalam figur perempuan, terinspirasi dari dewi Romawi bernama Libertas.
Sosok ini dipandang sebagai lambang pencerahan, harapan, dan perlindungan.
Setiap elemen Patung Liberty mengandung simbolisme kuat: obor melambangkan cahaya kebebasan, tablet bertuliskan tanggal kemerdekaan Amerika Serikat, sementara rantai terputus di bagian kaki menggambarkan pembebasan dari penindasan.
Makna dan Inspirasi
Patung Liberty juga menjadi simbol harapan bagi para imigran yang dahulu memasuki Amerika Serikat melalui Pelabuhan New York.
Mahkota dengan tujuh pancaran cahaya melambangkan tujuh benua dan tujuh samudra, menegaskan pesan universal tentang kebebasan.
Inspirasi patung ini tidak berasal dari tokoh terkenal, melainkan dari tradisi seni klasik dan pengaruh patung raksasa di Timur Tengah.
Sementara itu, replika Patung Liberty di Brasil mencerminkan pengaruh kuat nilai kebebasan, modernitas, dan hubungan internasional yang melekat pada simbol tersebut.
Meski hanya replika, keberadaannya tetap memiliki daya tarik simbolik bagi masyarakat setempat.
Peristiwa runtuhnya replika Patung Liberty di Brasil dan kesalahpahaman yang menyertainya menjadi pengingat pentingnya literasi digital.
Di tengah derasnya arus informasi global, masyarakat perlu membiasakan diri untuk melakukan cek fakta sebelum mempercayai atau menyebarkan sebuah kabar.
