BACAKORAN.CO - Suzuki kembali menghadirkan inovasi di segmen crossover dengan meluncurkan Suzuki Fronx tipe GX, sebuah mobil bensin berteknologi mild hybrid yang dirancang untuk kebutuhan harian masyarakat Indonesia.
Model ini menawarkan kombinasi menarik antara efisiensi bahan bakar, pengendalian yang lincah, serta reputasi Suzuki yang sudah lama dikenal dengan mesin tangguh dan biaya perawatan yang terjangkau.
Dengan harga sekitar Rp293 juta, Fronx GX menjadi salah satu opsi yang cukup rasional bagi mereka yang mencari mobil pertama.
Perbedaan dengan Varian SGX
Fronx GX menempati posisi menengah, berada di atas tipe GL namun di bawah varian tertinggi SGX.
Perbedaan paling mencolok terletak pada fitur keselamatan dan kenyamanan.
Varian SGX hadir dengan paket ADAS (Advanced Driver Assistance Systems) lengkap, termasuk adaptive cruise control, lane keeping assist, blind spot monitoring, head-up display, hingga kamera 360 derajat.
Sementara itu, tipe GX tidak dilengkapi fitur-fitur tersebut.
BACA JUGA:Bocoran Resmi Suzuki Satria Pro 2026: Versi Standar dan Pro dengan Fitur Premium Modern
BACA JUGA:Motor Bebek Ikonik! Suzuki Smash FI 2026 Tampil Sporty Cocok untuk Mobilitas Harian
Meski begitu, dari sisi mesin, keduanya sama-sama menggunakan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) dengan mesin bensin K15C yang sudah terbukti bandel di Indonesia.
Bagi pengguna yang tidak terlalu membutuhkan fitur canggih, GX tetap menawarkan pengalaman berkendara yang memadai dengan dukungan fitur standar seperti Android Auto dan Apple CarPlay.
Harga dan Kesesuaian untuk Mobil Pertama
Dengan selisih harga sekitar Rp25–30 juta dibandingkan varian SGX, Fronx GX dinilai lebih masuk akal bagi pembeli yang mencari mobil pertama.
Fitur dasar yang tersedia sudah cukup untuk kebutuhan harian maupun perjalanan jauh.
Suzuki juga dikenal dengan biaya perawatan yang relatif murah dan ketersediaan suku cadang yang melimpah, sehingga menambah nilai lebih bagi konsumen yang ingin mobil praktis tanpa repot.
Selain itu, Fronx GX cocok bagi mereka yang belum siap beralih ke mobil listrik penuh. Teknologi mild hybrid yang digunakan tetap memberikan efisiensi bahan bakar lebih baik dibanding mobil bensin murni, namun tanpa kerepotan pengisian daya.