BACAKORAN.CO - Upaya mengakhiri konflik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia kembali mencuat ke permukaan.
Pemerintah Ukraina secara resmi mengajukan proposal damai terbaru yang ditujukan untuk menghentikan perang dan membuka jalan menuju stabilitas jangka panjang.
Namun, perhatian publik internasional tertuju pada satu hal penting: isi proposal tersebut sangat kental dengan permintaan modal, investasi, dan dukungan ekonomi global.
Proposal ini disampaikan langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pengarahan kepada media internasional.
BACA JUGA:Kronologi Kecelakaan Bus TNI AL Tabrak Truk Semen di Tol Belmera Medan, Ini Penyebabnya!
Meski draf dokumen tidak dipublikasikan secara terbuka, Zelensky merinci 20 poin utama yang membentuk kerangka besar perdamaian, mulai dari aspek keamanan, politik, teritorial, hingga rekonstruksi ekonomi pascaperang.
Dalam proposal tersebut, Ukraina menegaskan kembali statusnya sebagai negara berdaulat.
Rusia dan seluruh pihak penandatangan nantinya diminta mengakui kedaulatan Ukraina secara hukum dan politik.
Dokumen ini juga menekankan pembentukan perjanjian non-agresi penuh dan tanpa syarat antara kedua negara.
BACA JUGA: Pembunuh Hamsi, Kontraktor di Lubuklinggau Lolos dari Hukuman Mati, Divonis Seumur Hidup
Sebagai jaminan keamanan, Ukraina meminta dukungan kuat dari Amerika Serikat, NATO, dan negara-negara Eropa, dengan mekanisme perlindungan yang mencerminkan prinsip Pasal 5 NATO.
Artinya, jika Rusia kembali menyerang Ukraina, sanksi global akan otomatis diberlakukan, disertai respons militer terkoordinasi.
Menariknya, Ukraina juga menegaskan bahwa jika pihaknya melakukan agresi tanpa provokasi, maka jaminan keamanan tersebut otomatis gugur.
Hal ini dinilai sebagai upaya menunjukkan itikad baik dalam menjaga stabilitas kawasan.
BACA JUGA:Sempat Bikin Heboh, Erika Carlina Resmi Cabut Laporan DJ Panda Terkait Kasus Pengancaman!