BACAKORAN.CO - Ketegangan terjadi di Yogyakarta setelah maraknya aksi premanisme yang diduga dilakukan oleh kelompok etnis Papua terhadap warga Madura yang membuka warung kelontong.
Insiden seperti mengambil barang tanpa membayar, pemukulan, hingga perusakan tempat usaha membuat geram Forum Keluarga Madura Yogyakarta (FKMY).
Tak tinggal diam, FKMY melayangkan surat terbuka kepada tokoh masyarakat Papua di Yogyakarta, Hendardo Novriansiroen, pada 7 Februari 2025.
Dalam surat yang kini viral di media sosial, Ketua FKMY RB Jugil Adiningrat dan Sekretaris M. Fahri Hasyim menuntut jaminan agar aksi premanisme tersebut tidak terulang lagi.
BACA JUGA:Situasi Memanas! Etnis Madura Tantang Carok Etnis Papua di Yogyakarta, Ternyata ini Pemicunya
BACA JUGA:Edan! Suku Madura Tantang Carok Suku Papua di Jogja, Warga Lokal : Loss Dol No...
“Jika saudara tidak bisa memberikan solusi jaminan yang bergaransi bagi kami untuk tidak melakukan lagi gangguan terhadap masyarakat MADURA di Yogyakarta, maka kami menantang Saudara untuk CAROK terbuka antara etnis Papua di Yogyakarta dan etnis Madura di YogyakartaYogyakarta, Silahkan saudara tentukan tempat jam dan tanggalnya kami akan ikut ketentuan dari saudara,” tegas isi surat FKMY.
Meski mengeluarkan tantangan terbuka, FKMY masih membuka pintu dialog dengan tokoh Papua di Yogyakarta.
Mereka berharap adanya solusi yang dapat memastikan keamanan masyarakat Madura yang mencari nafkah di Kota Pelajar.
Di sisi lain, isu ini mendapat perhatian serius dari Anggota DPR RI, Slamet Ariyadi, yang juga merupakan politisi asal Madura.
BACA JUGA:Sesama Pendatang di Jogja, Kenapa Suku Madura dan Papua Sering Clash? Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Alfamart Tutup 400 Gerai di 2024, Kalah Saing dengan Warung Madura atau Over Expansion? Ini Fakta Sebenarnya!
Ia mengimbau agar FKMY tetap mengedepankan keamanan dan kondusifitas di Yogyakarta.
“Kalau bisa segera diselesaikan dengan cara musyawarah dan ada solusi terkait keluhan yang selama ini terjadi terhadap tretan Madura di Yogyakarta, Saya berharap agar Tretanku di Yogyakarta bisa menahan diri,” ujar Slamet Ariyadi.
Panas! Forum Keluarga Madura Tantang Etnis Papua untuk Carok, Apa yang Terjadi?
Melly
Melly
bacakoran.co - ketegangan terjadi di yogyakarta setelah maraknya aksi premanisme yang diduga dilakukan oleh kelompok terhadap warga yang membuka warung kelontong.
insiden seperti mengambil barang tanpa membayar, pemukulan, hingga perusakan tempat usaha membuat geram forum keluarga madura yogyakarta (fkmy).
tak tinggal diam, fkmy melayangkan kepada tokoh masyarakat papua di yogyakarta, hendardo novriansiroen, pada 7 februari 2025.
dalam surat yang kini viral di media sosial, ketua fkmy rb jugil adiningrat dan sekretaris m. fahri hasyim menuntut jaminan agar aksi premanisme tersebut tidak terulang lagi.
“jika saudara tidak bisa memberikan solusi jaminan yang bergaransi bagi kami untuk tidak melakukan lagi gangguan terhadap masyarakat madura di yogyakarta, maka kami menantang saudara untuk carok terbuka antara etnis papua di yogyakarta dan etnis madura di yogyakartayogyakarta, silahkan saudara tentukan tempat jam dan tanggalnya kami akan ikut ketentuan dari saudara,” tegas isi surat fkmy.
meski mengeluarkan tantangan terbuka, fkmy masih membuka pintu dialog dengan tokoh papua di yogyakarta.
mereka berharap adanya solusi yang dapat memastikan keamanan masyarakat madura yang mencari nafkah di kota pelajar.
di sisi lain, isu ini mendapat perhatian serius dari anggota dpr ri, slamet ariyadi, yang juga merupakan politisi asal madura.
ia mengimbau agar fkmy tetap mengedepankan keamanan dan kondusifitas di yogyakarta.
“kalau bisa segera diselesaikan dengan cara musyawarah dan ada solusi terkait keluhan yang selama ini terjadi terhadap tretan madura di yogyakarta, saya berharap agar tretanku di yogyakarta bisa menahan diri,” ujar slamet ariyadi.
tak hanya itu, ia juga mendesak aparat kepolisian, mulai dari polres hingga polda diy, untuk segera mengambil langkah tegas guna memberantas aksi premanisme yang meresahkan ini.
“kami yakin tretan madura yang ada di yogyakarta tidak mungkin melakukan tindakan yang bisa mencoreng nama baik masyarakat madura, selagi hak mereka tidak diganggu,” tambahnya.
hingga saat ini, belum ada respons resmi dari tokoh etnis papua di yogyakarta mengenai surat terbuka fkmy.
publik pun menunggu apakah permasalahan ini akan diselesaikan secara damai atau justru berujung pada konflik yang lebih besar.