Agak Lain! Netanyahu Serukan Palestina Agar Dirikan Negara di Saudi, Kecaman Keras Membanjiri!

Usul Benjamin Netanyahu Banjir Kecaman Terkait Usulan Warga Palestina Mendirikan Negara di Saudi --Katakini.com
BACAKORAN.CO - Baru-baru ini Benjamin Netanyahu yang merupakan Perdana Menteri (PM) Israel mengusulkan agar warga Palestina mendirikan negara di wilayah Arab Saudi.
Dari usul ini kecaman keras untuk Netanyahu datang dari Kementrian Luar Negeri Arab Saudi.
Dilansir dari Aljazeera, Netanyahu berbicara pada wartawan dan menyarankan untuk negara Palestina mendirikan negara di wilayah Saudi dan Saudi dengan tegas menolak saran Netanyahu tersebut.
Kementerian Luar Negeri dengan tegas menolak usul tersebut yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan yang terus dilakukan oleh zionis untuk warga Gaza, Palestina.
BACA JUGA:Takut Ditangkap ICC, Pesawat Netanyahu Hilang dari Radar dalam Perjalanan ke AS!
BACA JUGA:Aksi Protes Pecah di Yerusalem, Netanyahu Didesak Mundur Akibat Gencatan Senjata Gaza
"Kerajaan menegaskan bahwa rakyat Palestina memiliki hak atas tanah mereka, dan mereka bukanlah penyusup atau imigran yang dapat diusir kapan pun pendudukan brutal Israel menginginkannya," ungkapnya.
Kecaman untuk seruan Netanyahu ini datang dari beberapa negara Dewan Kerja Sama Negara Teluk Arab (Gulf Cooperation Council), dan GCC ungka pernyataan ini berbahaya.
"Pernyataan yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab ini menegaskan pendekatan pasukan pendudukan Israel dalam ketidakhormatan mereka terhadap hukum dan perjanjian internasional dan PBB serta kedaulatan negara," jelas Sekretaris Jenderal Jasem Mohamed Albudaiwi dalam keterangannya, dilansir Aljazeera, Minggu (9/2/2025).
Sebelumnya diketahui Gencatan senjata yang dinanti-nantikan akhirnya resmi berlaku di Jalur Gaza pada Minggu (19/1/2025).
Kesepakatan ini mengawali proses pembebasan tiga sandera Israel oleh Hamas dengan imbalan 90 tahanan Palestina yang berada di penjara Israel.
Dilansir dari Bloomberg, penghentian konflik ini adalah yang pertama sejak perang dimulai pada November 2023.
Upaya perdamaian ini didorong oleh negosiasi intens dari pemerintahan Biden, dukungan Qatar dan Mesir.
BACA JUGA:Aksi Protes Pecah di Yerusalem, Netanyahu Didesak Mundur Akibat Gencatan Senjata Gaza