bacakoran.co - militer nigeria melepaskan tembakan maut yang menyerang warganya sendiri hingga sebabkan puluhan orang tewas.
insiden tragis yang menewaskan 20 orang itu terjadi lantaran jet tempur yang salah sasaran, mengira warga sipil tersebut sebagai kawanan bandit.
adapun lokasi kejadian di desa maraya, wilayah barat laut nigeria memang kerap dilanda kekerasan bersenjata.
peristiwa nahas jet tempur salah sasaran itu sebenarnya bagian dari upaya menyelamatkan korban penculikan dari kawanan bandit.
“kami sedang berusaha mengejar para penculik yang mencuri ternak dan menyandera penduduk, tapi justru jet tempur negara kami yang membombardir,” ujar buhari dangulbi, saksi mata yang selamat seperti dilansir dari afp
salah tembak yang bukan pertama kali
ironisnya, militer nigeria belum angkat suara sedikit pun soal insiden memalukan ini.
namun jika benar terjadi salah sasaran, maka ini bukan kejadian pertama, dan bukan pula yang terakhir dalam catatan gelap serangan udara militer nigeria yang justru mengorbankan rakyat sendiri.
hanya beberapa bulan sebelumnya juga berlangsung kejadian serupa yang tewaskan warga sipil tak berdosa.
pada desember 2023, serangan udara di kaduna menewaskan 85 orang, mayoritas wanita dan anak-anak, karena salah sangka terhadap warga yang sedang menggelar doa bersama.
lalu, pada januari 2024, 16 warga sipil di zurmi tewas karena dikira bagian dari geng kriminal.
adapula kejadian di desember lalu, 10 tewas di sokoto, juga akibat tembakan udara yang salah sasaran.
ketika penyelamat disangka musuh
puluhan warga yang tewas di maraya sebenarnya sedang menunjukkan keberanian--mengejar para bandit bersenjata demi menyelamatkan sesama warga.
namun, aksi heroik itu justru berujung maut, karena jet tempur melepaskan tembakan tanpa akurasi.
“ini bukan hanya salah sasaran, tapi kegagalan sistemik dalam mengenali siapa kawan dan siapa lawan,” tegas amnesty international nigeria dalam pernyataan pedasnya.
mereka pun menuntut penyelidikan transparan dan mendalam.
serta menyoroti bagaimana pola serangan serampangan ini semakin memperburuk kepercayaan warga terhadap militernya sendiri.
rakyat bingung, negara bungkam
di saat nigeria tengah berperang melawan kelompok-kelompok kriminal bersenjata--mulai dari jihadis, bandit penguasa hutan, hingga penculik ternak--pembeda antara pelindung dan penghancur makin kabur.
para bandit sendiri masih berkeliaran bebas, menculik, menjarah, dan meneror desa-desa di pelosok tanpa kehadiran negara yang nyata.
kapan negara melindungi?
tragedi di maraya adalah peringatan keras jika dalam konflik bersenjata, kesalahan sekecil apa pun bisa berarti nyawa manusia.
apalagi bila serangan udara dilakukan tanpa intelijen yang akurat, tanpa verifikasi di lapangan, dan tanpa empati.