bacakoran.co

Geger! Konflik Iran-Israel Picu Krisis Ekonomi Dunia, Benarkah Rupiah Indonesia Terpuruk?

Inilah dampak perang antara Israel dan Iran bagi ekonomi Indonesia--Kompas.com

BACAKORAN.CO - Dalam beberapa minggu terakhir, perekonomian dunia kembali diguncang oleh meningkatnya ketegangan militer antara Iran dan Israel. 

Konflik yang semakin memanas ini telah menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pelaku ekonomi global, karena dampaknya berpotensi meluas jauh melampaui wilayah konflik itu sendiri. 

Situasi ini tidak hanya menjadi perhatian utama bagi negara-negara yang terlibat secara langsung, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), telah mengeluarkan peringatan terkait potensi ancaman yang ditimbulkan konflik tersebut terhadap perekonomian nasional. 

BACA JUGA:Viral Pengantin Wanita Histeris Merasa Ditipu Pihak Vendor Pernikahan, Dekorasi Tak Sesuai Ekspektasi!

BACA JUGA:Hati-Hati Sugar Mommy! Brondong Medan Bobol ATM Pacar Tua Sampai Rp130 Juta Buat Judi Online

Bukan tanpa alasan, konflik antara Iran dan Israel bukan lagi semata-mata urusan regional yang terbatas pada dinamika politik dan militer di Timur Tengah. 

Menurut para ahli, eskalasi ini mengandung potensi untuk berubah menjadi krisis ekonomi global yang lebih luas dan serius.

Achmad Nur Hidayat, seorang ekonom dan pakar kebijakan publik dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, menegaskan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi ancaman besar terhadap tatanan ekonomi global yang sudah rapuh sejak pandemi. 

Dikutip Bacakoran.co dari Disway, Kamis (19/6), ia menjelaskan bahwa konflik ini dapat memicu efek domino yang berdampak langsung pada berbagai sektor perekonomian, termasuk perekonomian Indonesia. 

BACA JUGA:Sosok Herman Deru, Gubernur Sumsel dengan Segudang Prestasi: Ini Rekam Jejak Hingga Pemegang Rekor Muri

BACA JUGA:Sentul Bersiap! Mariah Carey Bawa Konser Bertajuk 'The Celebration of Mimi' Oktober 2025, Ini Info Tiketnya

“Ini bukan hanya konflik regional biasa, tetapi sebuah dentuman geopolitik yang bisa mengguncang fondasi ekonomi global dan menimbulkan dampak besar terhadap kestabilan dalam negeri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Achmad mengungkapkan bahwa salah satu dampak awal yang sudah mulai terlihat adalah kemunduran dalam aktivitas investasi. 

Geger! Konflik Iran-Israel Picu Krisis Ekonomi Dunia, Benarkah Rupiah Indonesia Terpuruk?

Ayu

Ayu


bacakoran.co - dalam beberapa minggu terakhir, perekonomian dunia kembali diguncang oleh meningkatnya ketegangan militer antara iran dan israel. 

konflik yang semakin memanas ini telah menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pelaku ekonomi global, karena dampaknya berpotensi meluas jauh melampaui wilayah konflik itu sendiri. 

situasi ini tidak hanya menjadi perhatian utama bagi negara-negara yang terlibat secara langsung, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi berbagai negara di dunia, termasuk indonesia.

pemerintah indonesia, melalui kementerian perindustrian (kemenperin), telah mengeluarkan peringatan terkait potensi ancaman yang ditimbulkan konflik tersebut terhadap perekonomian nasional. 

bukan tanpa alasan, konflik antara iran dan israel bukan lagi semata-mata urusan regional yang terbatas pada dinamika politik dan militer di timur tengah. 

menurut para ahli, eskalasi ini mengandung potensi untuk berubah menjadi krisis ekonomi global yang lebih luas dan serius.

achmad nur hidayat, seorang ekonom dan pakar kebijakan publik dari universitas pembangunan nasional veteran jakarta, menegaskan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi ancaman besar terhadap tatanan ekonomi global yang sudah rapuh sejak pandemi. 

dikutip bacakoran.co dari disway, kamis (19/6), ia menjelaskan bahwa konflik ini dapat memicu efek domino yang berdampak langsung pada berbagai sektor perekonomian, termasuk perekonomian indonesia. 

“ini bukan hanya konflik regional biasa, tetapi sebuah dentuman geopolitik yang bisa mengguncang fondasi ekonomi global dan menimbulkan dampak besar terhadap kestabilan dalam negeri,” ujarnya.

lebih lanjut, achmad mengungkapkan bahwa salah satu dampak awal yang sudah mulai terlihat adalah kemunduran dalam aktivitas investasi. 

ketika ketegangan geopolitik meningkat, para investor cenderung bersikap hati-hati, menarik modal mereka dari aset-aset berisiko, dan memindahkannya ke instrumen yang lebih aman. 

ini tentu menghambat aliran modal ke negara-negara berkembang seperti indonesia.

achmad memberikan contoh nyata dari gejolak pasar yang terjadi pada jumat, 13 juni 2025. 

pada hari tersebut, pasar saham global dibuka dengan tekanan besar. 

dow jones industrial average tercatat anjlok lebih dari 500 poin, setara dengan penurunan 1,3 persen. 

indeks s&p 500 juga melemah hampir 1 persen, sementara nasdaq-100 mengalami penurunan sekitar 1,1 persen, dengan saham-saham teknologi besar seperti nvidia dan tesla memimpin pelemahan. 

sebaliknya, saham-saham energi seperti exxonmobil, chevron, dan bp mencatatkan kenaikan seiring melonjaknya harga minyak mentah, indikasi bahwa investor tengah mengalihkan perhatian mereka ke sektor energi sebagai bentuk perlindungan nilai.

jika ketidakpastian global terus meningkat, maka investasi asing langsung (foreign direct investment/fdi) ke indonesia berisiko mengalami stagnasi. 

padahal, fdi selama ini merupakan salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional. 

tanpa suntikan modal asing, penciptaan lapangan kerja pun akan terganggu, yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

achmad menambahkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi indonesia untuk tahun 2025 yang sebelumnya berada pada angka 4,7 persen kini harus direvisi menjadi lebih rendah. 

bahkan, ia memprediksi pertumbuhan dapat jatuh hingga menyentuh angka 4,0 persen jika tekanan eksternal tidak segera mereda. 

kondisi ini tentu menjadi tantangan tambahan bagi pemerintah, yang masih berjuang memulihkan ekonomi pasca-pandemi sambil mengendalikan inflasi global.

salah satu ancaman nyata yang paling cepat dirasakan oleh masyarakat adalah naiknya harga kebutuhan pokok sebagai dampak dari lonjakan harga minyak. 

kenaikan ini dapat menggerus daya beli masyarakat secara signifikan. bila inflasi melonjak, maka beban hidup rumah tangga akan meningkat, mengganggu kestabilan sosial dan ekonomi di tingkat akar rumput. 

"pendapatan keluarga bergantung pada stabilitas pekerjaan dan harga yang wajar di pasar," kata achmad. 

Tag
Share