bacakoran- sebuah insiden mengejutkan terjadi di rumah sakit umum daerah , sulawesi tenggara.
sebuah video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan aksi emosi sejumlah yang meluapkan kemarahan mereka dengan membanting fasilitas rumah sakit dan bahkan mengejar tenaga medis yang bertugas.
kejadian ini sontak menjadi perbincangan hangat warganet, memunculkan berbagai spekulasi mengenai pemicu insiden tersebut.
kronologi kejadian
kejadian bermula saat seorang pasien lalu lintas dirujuk dari puskesmas ke rsud muna barat.
setelah mendapat penanganan awal, pasien dinyatakan perlu dirujuk ke rumah sakit di kendari karena keterbatasan alat radiologi di rsud mubar.
namun, proses rujukan memerlukan waktu karena harus menunggu izin dari rsud bahteramas kendari.
sayangnya, keluarga pasien tidak sabar menunggu.
mereka mendesak agar pasien segera dibawa menggunakan ambulans, meskipun izin rujukan belum keluar.
ketegangan pun memuncak ketika ambulans disebut belum tersedia, memicu kemarahan keluarga yang merasa pelayanan rumah sakit lambat dan tidak tanggap.
aksi anarkis dan dampaknya
dalam video yang beredar, terlihat jelas beberapa anggota keluarga pasien membanting kursi, membalik meja, dan mengejar seorang petugas medis perempuan sambil melontarkan kata-kata kasar.
bahkan, tiga tenaga medis dilaporkan mengalami dugaan penganiayaan dan telah melapor ke pihak kepolisian.
direktur rsud muna barat, dr. syahril, membantah tudingan bahwa ambulans tidak tersedia.
ia menyebut bahwa semua prosedur telah dijalankan sesuai standar operasional, dan insiden ini terjadi karena kesalahpahaman serta ketidaksabaran pihak keluarga.
klarifikasi pihak rumah sakit
direktur rsud muna barat, dr. syahril, membantah tudingan bahwa tidak ada ambulans.
ia menjelaskan bahwa pihak rumah sakit telah menjalankan prosedur sesuai sop.
menurutnya, kondisi pasien saat itu stabil dan proses rujukan membutuhkan waktu karena harus menunggu konfirmasi dari rumah sakit tujuan di kendari.
“ambulans tersedia dan bahan bakar ada.
ini hanya kesalahpahaman karena keluarga pasien tidak sabar menunggu proses administrasi rujukan,” jelas dr. syahril.
tanggapan pemerintah daerah
bupati muna barat, la ode darwin, langsung merespons kejadian ini dengan menurunkan tim inspektorat untuk menyelidiki apakah ada pelanggaran prosedur di rumah sakit.
ia juga menegaskan pentingnya peningkatan pelayanan, termasuk penambahan armada ambulans di wilayah tersebut.
pelajaran dari insiden viral
peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya komunikasi yang baik antara tenaga medis dan keluarga pasien, terutama dalam situasi darurat.
di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk memahami prosedur medis dan bersabar dalam proses rujukan, demi keselamatan pasien itu sendiri.
insiden ini bukan hanya soal pelayanan rumah sakit, tetapi juga soal empati, edukasi publik, dan pentingnya menjaga ketertiban di fasilitas kesehatan.
semoga kejadian ini menjadi momentum perbaikan sistem layanan kesehatan di daerah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya etika dan kesabaran dalam situasi krisis.