bacakoran.co - ketegangan geopolitik di kembali mengguncang pasar energi dunia.
setelah sempat terjerembab pada selasa (24/6/2025), melonjak tajam pada rabu (25/6/2025), dipicu oleh eskalasi konflik antara iran dan israel yang semakin panas.
seperti dilansir dari reuters, harga minyak brent naik 75 sen atau 1,1% menjadi us$67,89 per barel.
sementara minyak wti ikut terdongkrak 71 sen atau 1,1% ke us$65,08 per barel.
lonjakan ini menjadi sinyal nyata bahwa pasar sedang dilanda kecemasan besar-besaran.
as bombardir fasilitas nuklir iran, dunia ketar-ketir
kenaikan harga ini terjadi setelah amerika serikat (as) menggempur fasilitas nuklir iran pada akhir pekan lalu.
aksi militer ini memantik respons keras dari teheran yang langsung mengancam menutup selat hormuz--jalur vital distribusi energi global.
sebagai catatan, selat hormuz adalah urat nadi energi dunia.
meskipun sempit, perairan strategis di antara iran dan oman itu mengalirkan hingga 19 juta barel minyak dan bbm per hari, atau hampir 20 persen dari konsumsi minyak global.
jika iran benar-benar menutup selat hormuz, pasokan energi global bisa kacau total.
dampaknya? harga bisa melambung jauh lebih tinggi dari hari ini.
investor tegang menanti data minyak as
tak hanya konflik, pasar juga dibuat gelisah oleh penantian data persediaan minyak mentah as yang dijadwalkan rilis pada rabu (25/6/2025).
para investor menunggu apakah stok minyak di negeri paman sam menyusut tajam, yang bisa memperparah kekhawatiran pasokan global.
diprediksi, stok minyak mentah as turun hingga 4,23 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 20 juni.
“ini bisa jadi badai sempurna-- ketegangan geopolitik, pasokan terganggu, dan cadangan menyusut. wajar jika harga langsung melonjak,” ujar ekonom dari energywatch institute.
apa dampaknya untuk indonesia?
sebagai negara pengimpor minyak, indonesia dipastikan tak luput dari pukulan.
kenaikan harga minyak akan berdampak pada biaya subsidi bbm, inflasi, dan tekanan apbn. belum lagi ancaman kenaikan harga bbm di dalam negeri.